kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkuat Arsitektur Kesehatan Global, Menkeu: Indonesia Bahas Tiga Isu Prioritas


Jumat, 18 Februari 2022 / 07:13 WIB
Perkuat Arsitektur Kesehatan Global, Menkeu: Indonesia Bahas Tiga Isu Prioritas
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Presidensi G20 Indonesia akan menjadi momentum untuk memperkuat arsitektur kesehatan global. Tujuannya adalah untuk membangun ketahanan dunia agar lebih siap menghadapi ancaman di bidang kesehatan.

“Indonesia mengajak semua negara untuk memperkuat arsitektur kesehatan global guna membangun dunia yang lebih tangguh terhadap pandemi dan guncangan di masa depan. Kami akan meninjau dan mengevaluasi berbagai kemungkinan dan cara untuk memperkuat sistem kesehatan di tingkat nasional, regional, dan global. G20 harus berada di garis terdepan dalam proses ini,” ujar Sri Mulyani dalam Welcoming Remarks High Level International Seminar: Strengthening Global Health Architecture, Kamis (17/02).

Dia mengungkapkan, terdapat tiga isu prioritas yang akan dibahas untuk memperkuat arsitektur kesehatan global. Pertama, adalah membangun ketahanan sistem kesehatan global. Kedua, harmonisasi standar protokol kesehatan global.

Baca Juga: Sri Mulyani: Omicron Menambah Beban Ekonomi Global

Hal tersebut dinilai penting karena masyarakat di seluruh dunia pasti menginginkan melanjutkan mobilitas, tetapi Sri Mulyani menyadari bahwa hal tersebut juga dapat menimbulkan risiko.

Untuk itu. harmonisasi standar protokol kesehatan global ini akan mencakup harmonisasi pedoman kesehatan global, serta konektivitas sistem informasi kesehatan antarnegara yang berbeda untuk perjalanan internasional.

Ketiga, memperluas pusat manufaktur global dan pengetahuan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi atawa pandemic prevention, preparedness, and response (pandemic PPR).

“Ini akan mencakup perluasan pusat manufaktur global untuk vaksin, terapi, dan diagnostik ke negara-negara berkembang, serta berbagi pengetahuan untuk PPR dalam krisis kesehatan,” pungkas Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×