Reporter: Agus Triyono | Editor: Edy Can
NUSA DUA. Pemerintah mengucurkan dana Rp 40 miliar untuk membangun lima tambatan kapal pesiar di Bali. Proses pembangunannya akan dimulai 2013 mendatang dan diharapkan selesai pada 2014 mendatang.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Deddy S. Priyatna menjelaska, pembangunan lima tambatan kapal pesiar ini untuk mempercepat proyek Pelabuhan Kapal Pesiar Tanah Ampo, Karangasem, Bali. "Ini ngetes dulu, jadi asal beroperasi saja dengan target sebulannya satu kapal berlabuh, bagus tidak trafiknya," kata Deddy, Selasa (11/9).
Deddy berharap, uji coba berlangsung baik. Dengan demikian, dia berharap investor segera menginvestasikan dananya untuk membangun dermaga di Pelabuhan Kapal Pesiar Tanah Ampo.
Proyek pembangunan Pelabuhan Kapal Pesiar Tanah Ampo adalah proyek pembangunan senilai Rp 350 miliar. Proyek ini adalah salah satu dari dua proyek kerjasama pemerintah dengan swasta yang dinyatakan siap lelang oleh pemerintah pada tahun 2012 ini.
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Armida Alisjahbana beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa, proyek pembangunan terminal kapal pesiar Tanah Ampo akan dilakukan dengan skema Designed- Build-Operate- Transfer (DBOT). Menurutnya, skema kerjasama ini dilakukan dengan swasta dengan cara memanfaatkan dan mengembangkan infrastruktur milik pemerintah.
Dengan skema ini nantinya swasta yang menjadi mitra pemerintah akan bertanggung jawab mendesain, mengkontruksi, dan mengoperasikan dan memelihara terminal tersebut. Setelah beberapa tahun, infrastruktur- infrastruktur yang telah dibangun tersebut akan dikuasakan kepada pemilik konsesi.
Selain proyek Pelabuhan Kapal Pesiar Tanah Ampo tersebut, sebenarnya pemerintah masih memiliki 58 proyek lagi untuk dikerjasamakan dengan swasta yang diharapkan bisa dilakukan sampai dengan tahun 2014 nanti.
Dari ke 55 proyek tersebut, 26 di antaranya masuk dalam kategori prioritas sementara 29 proyek lainnya masuk kategori potensial. Total nilai keseluruhan proyek itu sendiri diperkirakan mencapai US$ 51 miliar atau sekitar Rp 479 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News