kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbanyak Kapal Feri di Selat Sunda


Jumat, 25 Juni 2010 / 17:54 WIB


Reporter: Tedy Gumilar |

JAKARTA. Dorojatun Kuntjoro Jakti menyarankan pemerintah membuat kapal feri berukuran besar untuk memanfaatkan masa pra pembangunan Jembatan Selat Sunda . Mantan Menko Perekonomian itu mengatakan, kapal feri ini nanti digunakan untuk mengatasi jeda antri kendaraan di Pelabuhan Merak dan Bakauheuni.

Hal ini disampaikan Dorodjatun seusai memberikan kuliah umum bertajuk Tragedi Bangsa: Berpikir Daratan Dalam Membangun Negara Kepulauan di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Jumat (25/6). “Silahkan saja bangun jembatan Selat Sunda, tapi kan waktunya bakal lama. Jadi sebaiknya pemerintah membuat sasaran antara selama proyek itu belum selesai,” tukasnya.

Dorodjatun bercerita, kala menjadi Menko Perekonomian ia pernah didatangi tim dari China yang mengajukan konsep pembangunan Jembatan Selat Sunda. Mereka menaksir, masa konstruksi bakal menghabiskan waktu antara 7-10 tahun. Itu belum termasuk proses kajian dan lelang.

Hitung-hitungan dulu masih mahal. Dengan jangka waktu pinjaman 30 tahun, maka ongkos angkut yang ditanggung dan tentu dibebankan ke konsumen, akan mahal. “Satu rit bisa setengah juta rupiah. Sehingga pemilik truk pasti keberatan,” tukasnya. Saat ini tarif angkut truk besar golongan VI dengan menggunakan feri di selat Sunda hanya seharga Rp 445.000.

Dorojatun berpendapat menghubungkan kepulauan Indonesia dengan angkutan laut akan lebih efisien ketimbang membangun jembatan. “Lebih baik membuat kapal feri dengan ukuran besar yang menampung minimal 100 unit mobil," kata Dorodjatun. Saat ini jumlah kapal yang beroperasi menghubungkan Merak-Bakauheuni sekitar 30 unit.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad menyatakan, untuk biaya pembuatan kapal dengan muatan 4.000-5.000 ton, diperlukan biaya sekitar Rp 30 miliar. Kapal jenis ini bisa mengangkut truk hingga 100 unit. “Galangan kapal di dalam negeri juga sudah sanggup menggarapnya, sebab design kapalnya tidak terlalu rumit,” tukasnya.

Presiden sendiri, Fadel bilang, baru akan memulai pemancangan tiang pertama pembangunan jembatan pada tahun 2014. Waktu pembangunan jembatan yang diperkirakan menelan biaya US$ 15 miliar selama 10 tahun. “Artinya baru 2024 jembatan itu selesai. Arus transportasi Jawa-Sumatera kan tidak bisa menunggu selama itu,” tukas Fadel yang merupakan anggota Tim Nasional Pembangunan Jembatan Selat Sunda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×