Reporter: Puspita Saraswati | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengakui terjadi defisit pada neraca perdagangan Indonesia sejak beberapa bulan terakhir. Kondisi tersebut turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.
"Tapi ketika kita berkoordinasi dengan OJK, BI, dan LPS, situasi lebih terkendali, market jadi lebih percaya," kata Darmin di sela acara open house di kediamannya, Sabtu (16/6).
Menurut Darmin, untuk memperbaiki neraca perdagangan, perlu memperbaiki produk-produk yang berpotensi menggenjot nilai ekspor.
"Kita harus cari jalan supaya produk ekspor bisa meningkat. Contohnya pada produk kelapa sawit. Penurunan ekspor sawit banyak pengaruhnya. Jika ada solusi, mestinya neraca dagang bisa kembali positif," tuturnya.
Lanjut Darmin, produk lain yang ekspornya diupayakan meningkat, yakni di bidang industri farmasi. Ia beranggapan industri farmasi di Indonesia sudah cukup berkembang. Namun, di sisi lain, tidak dipungkiri bahwa impor bahan baku obat masih lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor obat saat ini.
"Presiden juga mengundang investor dari India waktu itu, terutama di bidang bahan baku obat," imbuh Darmin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News