Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
“Saya amazed melihat daftar bahwa kita termasuk 5 atau 10 produsen terbesar di berbagai komoditas tambang maupun komoditas pertanian. Problemnya adalah kita terlalu terbuai dengan kekayaan alam yang kita miliki, namun lupa melakukan sesuatu yaitu inovasi,” jelas Bambang.
Menyoal inovasi yang dimaksud, Bambang menjelaskan Indonesia perlu memiliki nilai tambah yang berkelanjutan. Nilai tambah tersebut bisa didapatkan dari sumber daya alam yang ada. Namun dengan syarat, tidak dijual secara mentah dan rendah.
Harusnya setiap komoditas baik pertanian maupun pertambangan yang begitu kaya dapat diangkat nilai tambahnya dengan inovasi. Bambang mencontohkan, Indonesia sebagai negara eksportir nikel terbesar. Dengan adanya inovasi harusnya Indonesia bisa menjadi produsen baterai kendaraan listrik.
“Dari sana baru kita bisa bangga. Jangan sampai kita cukup puas hanya nikelnya saja kemudian di ekspor ke negara lain dan mereka yang jadi produsen olahan nikel ke dunia,” pungkasnya.
Selanjutnya: Merger dan Akuisisi di Australia Sejauh Tahun Ini Rekor, Sudah Tembus US$ 174 Miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News