kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   18.000   0,94%
  • USD/IDR 16.237   -59,00   -0,36%
  • IDX 7.204   -18,09   -0,25%
  • KOMPAS100 1.050   -5,82   -0,55%
  • LQ45 808   -2,58   -0,32%
  • ISSI 232   -0,90   -0,38%
  • IDX30 419   -2,36   -0,56%
  • IDXHIDIV20 491   -2,76   -0,56%
  • IDX80 118   -0,50   -0,42%
  • IDXV30 119   -1,87   -1,54%
  • IDXQ30 135   -0,26   -0,19%

Perang Dagang Tekan Posisi Investasi Internasional Indonesia pada Kuartal I-2025


Rabu, 11 Juni 2025 / 20:33 WIB
Perang Dagang Tekan Posisi Investasi Internasional Indonesia pada Kuartal I-2025
ILUSTRASI. Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai, penurunan Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal I- 2025 karena dinamika global.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual menilai, penurunan Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal I tahun 2025 menjadi US$ 224,5 miliar tidak terlepas dari dinamika global dan ketegangan perdagangan internasional.

Perlu diketahui posisi PII Indonesia tersebut lebih rendah dibandingkan posisi PII pada Kuartal IV 2024 sebesar US$ 245,7 miliar.

Menurut David, menurunnya Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia tersebut tidak terlepas dari ketidakpastian global.

“Posisi investasi internasional Indonesia sangat dipengaruhi oleh perkembangan eksternal, terutama ketidakpastian perang dagang yang berdampak pada investasi langsung maupun investasi portofolio,” ujar David kepada Kontan, Rabu (11/6).

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Diproyeksi Melemah, Ini Pemicunya

Perang dagang yang masih berlanjut di beberapa kawasan dunia menyebabkan investor cenderung berhati-hati, sehingga arus masuk investasi ke negara berkembang seperti Indonesia menjadi tertahan.

Meski demikian, David menyampaikan optimisme terhadap kondisi pada paruh kedua tahun ini. 

“Diharapkan kondisi eksternal mulai membaik pada kuartal III 2025, sehingga minat investor bisa kembali meningkat,” imbuhnya.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) menyebut penurunan kewajiban neto PII pada kuartal I-2025 tersebut bersumber dari peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) dan penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN). 

Adapun perinciannya posisi AFLN pada akhir kuartal I 2025 tercatat sebesar US$ 533,1 miliar, naik 1,9% quarter to quarter (qtq) dari US$ 523,1 miliar pada akhir kuartal IV 2024.

Posisi AFLN Indonesia meningkat didorong peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri. Selain itu peningkatan posisi AFLN juga didukung oleh pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global dan kenaikan harga emas internasional .

Di sisi lain, posisi KFLN Indonesia menurun di tengah aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio yang tetap solid. Posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal I 2025 tercatat sebesar US$ 757,6 miliar, turun 1,5% (qtq) dari US$ 768,8 miliar pada akhir kuartal IV 2024.

Penurunan posisi KFLN lebih lanjut dipengaruhi penurunan nilai instrumen keuangan domestik seiring penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Baca Juga: Daya Beli Makin Lesu, Potensi Ekonomi Kurban 2025 Turun Menjadi Rp 27 Triliun

Selanjutnya: Komisi XI DPR Soal Angka Kemiskinan: Jangan Berdebat Jumlahnya, Tapi Penanganannya!

Menarik Dibaca: Liburan Sekolah, Hotel di Batam Hadirkan Kamar dengan Desain Karakter Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×