kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perang dagang AS-China, Indonesia bisa terkena efek negatif dan positif


Minggu, 25 Maret 2018 / 22:54 WIB
Perang dagang AS-China, Indonesia bisa terkena efek negatif dan positif
ILUSTRASI.


Reporter: Aulia Fitri Herdiana | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dapat merasakan dampak positif dan negatif dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

"Tentu akan terasa dampaknya, apalagi yang berkonflik dua negara besar," kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudrajat Usman Ade, Minggu (25/3). Meski demikian, menurutnya, Indonesia sebenarnya tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap konflik tersebut.

Menurut Ade, Indonesia bisa saja merasakan dampak positif dan negatif dari konflik kedua negara adikuasa tersebut.

"Dampak positifnya, Indonesia bisa menjadi pasar bagi kedua negara tersebut, karena baik AS atau China pasti butuh pasar untuk menjual barangnya," paparnya.

Seperti diketahui, pemerintah AS mengenakan tarif impor sejumlah produk dari China. Namun China tidak tinggal diam. China turut menetapkan tarif impor untuk produk dari AS. Rencananya, ada 120 barang impor dari AS yang dikenakan tarif impor.

Ade menambahkan, saat ini yang perlu dilakukan Indonesia adalah mengamati komoditas apa saja yang menjadi sorotan kedua negara tersebut. Indonesia bisa mengambil peluang untuk menjadi pihak ketiga yang menjual produk AS dan China.

"Tapi, kita juga harus waspada, jika terlalu banyak barang dari AS atau China, maka industri dalam negeri yang akan was-was," imbuhnya.

Ade juga menilai, dampaknya terhadap Indonesia tidak akan terasa dalam waktu dekat, termasuk hubungan dagang ke AS maupun China. "Saya kira kita hanya perlu memantau, komoditas apa yang dikenai tarif tinggi, dan apakah Indonesia termasuk negara yang ditandai Amerika atau tidak," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×