kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyerapan pembiayaan korporasi dalam PEN masih rendah, ini penyebabnya


Minggu, 18 Oktober 2020 / 22:11 WIB
Penyerapan pembiayaan korporasi dalam PEN masih rendah, ini penyebabnya


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menjelaskan, salah satu sektor anggaran PEN yang masih sangat rendah penyerapannya adalah pembiayaan korporasi. Pembiayaan ini di dalamnya terdapat berbagai insentif yang meliputi penyertaan modal untuk BUMN dan bantuan untuk industri padat karya.

Josua menyebutkan, penyerapan pembiayaan korporasi yang masih 0% ini disebabkan karena adanya regulasi yang belum selesai disusun sehingga sehingga pemerintah belum dapat mengucurkan dananya.

“Bila masalah terkait regulasi ini belum dapat difinalisasi, demi menopang perekonomian, pemerintah ada baiknya mengalihkan anggarannya ke bantuan sosial,” jelas Josua kepada Kontan.co.id.

Pengalihan anggaran ini lebih baik dilakukan guna mempercepat realisasi untuk sektor ini dan dampaknya yang langsung ke daya beli masyarakat. Adapun pengalihan tersebut juga tidak akan mubazir apabila dialokasikan ke sektor yang lebih efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Dengan pengalihan bantuan ini, diharapkan konsumsi masyarakat dapat semakin meningkat di akhir tahun 2020,” katanya.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pemerintah gunakan semua instrumen untuk pulihkan ekonomi masyarakat

Hal ini lebih baik dilakukan dibandingkan dengan masih rendahnya penyerapan bila terpaku pada satu sektor. Sehingga menurut Josua lebih baik anggaran pembiayaan korporasi dialihkan kepada sektor yang mampu menyerap lebih efektif dan cepat. “Apalagi sektor konsumsi masih mendominasi aktivitas ekonomi di Indonesia,” tandasnya.

Sehingga apabila pengalihan telah dilakukan, maka Josua juga memprediksikan laju realisasi stimulus pemerintah ini baru akan mulai berdampak pada kuartal 4-2020. Perkiraannya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan  mulai tumbuh di kisaran 0% sampai 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×