Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
"Ini karena terganggunya aktivitas impor bahan baku dari China. Dampak Corona Virus. Selain itu, ada juga momen Ramadhan dan Lebaran yang biasanya harga naik," kata Bhima.
Selain itu, ini juga berasal dari faktor kelas menengah yang mendapat bonus atau insentif akhir tahun yang semakin berkurang sehingga mereka masing menahan konsumsi, termasuk juga untuk berbelanja di ritel.
Baca Juga: Tesla berencana meningkatkan kapasitas produksi suku cadang mobil di China
Sementara dari masyarakat kelas atas, penurunan ekspektasi penjualan ritel disebabkan oleh mereka yang cenderung untuk menunda konsumsi dan mengalihkan uangnya untuk berinvestasi ke aset-aset yang aman seperti surat utang atau emas.
Yusuf juga menambahkan bahwa ini merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah karena hasil penjualan eceran ini berhubungan dengan konsumsi masyarakat, dan tentunya bisa berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi, konsumsi merupakan motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi.
Oleh karenanya, diharapkan usaha pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat sehingga roda konsumsi tetap berjalan. Untuk saat ini, ia pun mengapresiasi langkah pemerintah yang hadir memberikan insentif, seperti yang terbaru berupa insentif fiskal penundaan pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News