kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyebab penjualan ritel terkontraksi pada Januari 2020 menurut ekonom


Selasa, 10 Maret 2020 / 21:44 WIB
Penyebab penjualan ritel terkontraksi pada Januari 2020 menurut ekonom
ILUSTRASI. Pengunjung memilih bahan makanan di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Minggu (1/3/2020).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan eceran pada bulan Januari 2020 masih mengalami kontraksi meski tak sedalam kontraksi bulan sebelumnya. Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2020 yang sebesar 217,5 atau turun 0,3% yoy.

Ini membaik dari kontraksi akhir Desember lalu yang sebesar 0,5% yoy.

Menurut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy, ini disebabkan oleh faktor musiman. Menurutnya, biasanya konsumsi masyarakat pada bulan Januari memang akan turun setelah pada bulan Desember melakukan kegiatan konsumsi yang lebih banyak.

Baca Juga: Mengukur kemampuan Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) kalau buyback saham

Akan tetapi, penurunan penjualan ritel pada Januari 2020 ini menurutnya juga tak lepas dari pengurangan konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat.

"Kalau dari masyarakat menengah ke bawah ini karena penyaluran bantuan sosial (bansos) yang mengalami perubahan penyaluran sehingga mereka tidak memiliki tambahan dana untuk konsumsi. Sementara kalau masyarakat menengah ke atas lebih memilih untuk berinvestasi," kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Selasa (10/3).

Sementara untuk selanjutnya, hasil survei BI juga memperkirakan bahwa penjualan eceran masih akan terkontraksi pada Februari 2002, bahkan lebih dalam. Ini terlihat dari IPR bulan Februari 2020 yang sebesar 214,0 atau kembali terkontraksi 1,9% yoy.

Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), kontraksi penjualan eceran pada Februari 2020 disebabkan oleh para konsumen yang memperkirakan harga dalam 3 bulan ke depan yang cenderung meningkat.

Baca Juga: Hadapi penyebaran virus corona, BTN siapkan business continuity plan




TERBARU

[X]
×