kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) tahun 2019 mencapai 99,65% dari target


Selasa, 21 Januari 2020 / 17:16 WIB
Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) tahun 2019 mencapai 99,65% dari target
ILUSTRASI. Direktur Bisnis Korporasi BNI Putrama Wahju Setyawan (kanan) berbincang dengan pelaku usaha kerajinan yang merupakan debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI di kawasan Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (14/12/2019). Sepanjang Januari-September 2019, BNI telah meny


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian mencatat realisasi sementara penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepanjang tahun 2019 mencapai Rp 139,51 triliun terhadap 4,7 juta debitur. Jumlah ini setara 99,65% dari target tahun 2019 yang ditetapkan sebesar Rp 140 triliun.

Dari total penyaluran KUR tersebut, pemerintah mencatat 51,52% penyaluran KUR masuk ke sektor produksi atau non perdagangan. Ini pun masih di bawah target minimal penyaluran ke sektor ini yang sebesar 60%.

Baca Juga: Sekitar 99% debitur BTPN Syariah adalah perempuan, ini alasannya

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, angka realisasi tersebut masih belum final, karena belum semua bank melaporkan realisasinya kepada pemerintah.

Iskandar optimis bila laporan akhirnya sampai ke tangan pemerintah, penyaluran KUR pun bisa sesuai target dan bahkan melampauinya.

"Permintaan KUR ini besar, sampai anggaran terbatas dan akhirnya kami kurangi. Bahkan, baru tiga minggu di tahun 2020, salah satu bank besar melaporkan pada kami sudah menyalurkan KUR sebanyak Rp 2 triliun," jelas Iskandar pada Selasa (21/1) di Jakarta. 

Baca Juga: Begini siasat bank menjaring millenial untuk memacu KPR

Iskandar juga menjelaskan bahwa Kemenko Perekonomian lewat Komite Kebijakan Pembiayaan bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) telah mengantisipasi bila penyaluran KUR melampaui target.

Berdasarkan keputusan, pemerintah akan menyesuaikan anggaran sesuai dengan kemampuan perbankan, termasuk bila kemampuan perbankan lebih tinggi dibandingkan proyeksi awal.

Untuk selanjutnya, Pemerintah pun menyusun kebijakan KUR pada tahun 2020. Pertama, dengan meningkatkan target penyaluran KUR pada tahun ini. Target diharapkan bisa tumbuh 38% atau sebesar Rp 190 triliun.

Tidak hanya di tahun ini, target penyaluran ini diharapkan bisa meningkat per tahunnya, yaitu Rp 220 triliun pada tahun 2021, Rp 250 triliun pada tahun 2022, Rp 285 triliun pada tahun 2023, dan pada tahun 2024 bisa mencapai Rp 325 triliun.

Baca Juga: Kejar target, Bank Mandiri perkuat KUR di destinasi wisata prioritas

"Ini sebagai wujud dari keberpihakan pemerintah kepada UMKM dan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kita dalam rangka mempertahankan daya beli. Selain itu, kita juga berharap agar UMKM bisa naik kelas dari pengusaha mikro kecil ke mikro kecil menengah bahkan besar," tutur Iskandar.

Selain meningkatkan target, pemerintah pun juga menurunkan suku bunga KUR pada tahun ini, yang semula 7% menjadi 6% per 1 Januari 2020. Ini pun dengan rincian dukungan subsidi bunga KUR sebesar 10,5% untuk KUR mikro, 5,5% untuk KUR kecil, dan 14% untuk KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Selanjutnya, pemerintah juga meningkatkan maksimum plafon KUR mikro dari Rp 25 juta menjadi Rp 50 juta dan meningkatkan total akumulasi plafon KUR mikro sektor perdagangan dari Rp 100 juta menjadi Rp 200 juta hanya untuk debitur KUR baru.

Baca Juga: 290.000 debitur KUR BRI naik kelas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×