Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) terus dilakukan. Baik ke pasar tradisional maupun ritel modern.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyampaikan, Presiden Jokowi telah memerintahkan untuk stabilisasi pasokan dan harga beras melalui distribusi beras SPHP dengan harga Rp 10.900/kg sampai di konsumen.
Ia menyebut, stok beras SPHP ada banyak dan pada Senin pekan depan, pihaknya akan berkoordinasi bersama Menteri Dalam Negeri dalam rakor pengendalian inflasi dengan gubernur, bupati dan walikota seluruh Indonesia. Yakni agar beras-beras tersebut disalurkan melalui Gerakan Pangan Murah di seluruh wilayah di Indonesia.
Lebih lanjut, Arief menyatakan, akan memenuhi permintaan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) terkait permintaan pasokan beras SPHP ke ritel. Permintaan tersebut disampaikan Ketua Umum Aprindo yang meminta pasokan beras SPHP ke ritel sebanyak 2.500 ton per bulan.
Kata Arief, penyaluran beras SPHP sejak awal tahun hingga saat ini telah mencapai 776.000 ton melalui pasar tradisional dan ritel modern. Artinya, masih ada sekitar 424.000 ton beras SPHP yang akan disalurkan hingga akhir tahun 2023.
“(Penyaluran beras SPHP sampai akhir tahun 2023) Kita siapkan sampai 1,2 juta ton,” ujar Arief kepada Kontan, Kamis (21/9).
Baca Juga: Agar Lebih Merata, Peritel Batasi Pembelian Beras SPHP Maksimal 2 Karung
Sekretaris Perum Bulog Awaludin Iqbal menerangkan saat ini masuk musim gadu, sehingga panen gabah jarang terjadi dan umumnya terjadi kenaikan harga beras pada periode ini.
Sehingga kenaikan harga beras ini, kata dia, murni karena antara pasokan dan kebutuhan tidak seimbang.
“Secara umum memang begitu, ke depan posisi pangan akan semakin berkurang karena masuk dalam musim gadu,” kata Awaludin kepada Kontan.co.id, Rabu (20/9).
Untuk itu, Bulog saat ini menyalurkan beras SPHP untuk mengurangi kesenjangan antara suplai dan demand.
Selain itu, terdapat bantuan pangan beras yang disalurkan sejak awal September-November tahun ini kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Namun demikian, menurutnya, program di atas tetap tidak bisa menurunkan harga beras ke level HET. Sabab pasokan dari lapangan hingga awal tahun ke depan menurun.
“Jadi kalau operasi pasar menyeimbangkan suplai demand bukan menurunkan harga. Istilahnya gandoli supaya tidak lebih tinggi, itu prinsipnya,” kata Awaludin.
Sementara itu, pantauan Kontan di Transmart Depok, beras premium tersedia dan tidak ada pembatasan pembelian. Meski begitu, stok beras SPHP tidak ada.
“Iya kosong,” ujar seorang pegawai kepada Kontan.
Baca Juga: Tinjau Harga Bahan Pokok di Pasar Merdeka, Jokowi Temukan Harga Beras Masih Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News