Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, kurang lebih dalam seminggu ini akan dilepas sekitar 1.000 ton sampai 3.000 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
Arief menambahkan, menyusul berikutnya nanti setelah para pedagang di PIBC memiliki downline detil ke pasar turunan beras operasi pasar akan terus digelontorkan.
"Ini sesuai perintah Bapak Presiden agar beras SPHP disalurkan untuk mengisi semua pasar, semua lini diguyur," ujar Arief dalam keterangan tertulis, Rabu (13/9).
Menurutnya, PIBC merupakan barometer pasar beras nasional, sehingga mulai hari ini beras SPHP akan disalurkan. Penyaluran beras SPHP secara masif kepada masyarakat, sehingga harga beras dapat ditekan dan inflasi tetap terjaga sesuai arahan Presiden.
Baca Juga: Pasar Induk Cipinang Diguyur Beras SPHP, Mendag Harapkan Harga Bisa Turun
"Dengan digelontorkannya beras SPHP ke PIBC ini semakin memperluas jangkauan beras SPHP yang sebelumnya juga sudah kita gelontorkan ke pasar tradisional dan ritel modern," ujar Arief.
Melalui pemenuhan kebutuhan pasokan tersebut, diharapkan stabilitas harga beras medium di pasaran terjaga sehingga membantu masyarakat untuk memperoleh beras dengan harga yang wajar.
Dengan begitu, inflasi dapat tetap terkendali dan berada di kisaran angka 3% plus minus 1% sesuai target pemerintah.
Arief juga meminta semua pihak dapat mengawasi penyaluran beras SPHP ini dengan harga eceran yang tertinggi yang telah ditetapkan sebesar Rp 10.900 per kilogram.
"Bersama Satgas Pangan Polri akan memastikan penyaluran beras SPHP terdistribusi sampai pasar turunan. Kami harap masyarakat juga dapat memantau dan apabila beras SPHP ini tidak ada di pasar turunan, silahkan laporkan ke kami," imbuhnya.
Arief mengatakan, untuk harga beras operasi pasar di PIBC dipastikan Rp 10.385 per kilogram dan di pasar turunan maksimal Rp 10.900 per kilogram untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB dan Sulawesi.
"Ini waktunya pemerintah melakukan intervensi, karena sejak awal tahun, Bapak Presiden telah meminta Badan Pangan Nasional bersama Bulog untuk menyiapkan stok beras sebagai antisipasi di paruh semester akhir terutama di tiga sampai empat bulan terakhir tahun 2023 ini. Jadi kalau El Nino pada Agustus-September itu dampaknya nanti di tiga bulan kemudian berarti sekitar bulan November dan Desember. Kita semua bersiap untuk stok dan alokasikan ke masyarakat melalui berbagai intervensi." jelas Arief.
Baca Juga: Bantah Ada Monopoli di Wilmar, Bapanas: Stok Gabah Wilmar Juga Terbatas
Selain itu langkah intervensi pemerintah lainnya juga dilakukan melalui penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk bantuan pangan tahap kedua.
Adapun penyaluran ini sudah dimulai di awal September, dan akan dibagikan dalam tiga kali tahapan hingga November. Bantuan pangan beras yang mencapai 640.000 ton ini ditujukan untuk 21,35 juta KPM masing-masing menerima 10 kilogram per KPM per bulan.
Arief mengatakan dengan digelontorkannya beras SPHP tersebut, masyarakat tidak perlu khawatir karena stok tersedia dan cukup. Karena itu, ia juga mengimbau masyarakat agar tidak membeli melebihi kebutuhan normal yang biasanya.
"Jadi saya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar berbelanja bijak, tidak perlu memborong beras di luar kebutuhan normal, karena stok beras yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News