kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penurunan Harga BBM & TDL Jangan Sekedar Komoditas Politik


Selasa, 13 Januari 2009 / 13:17 WIB


Reporter: Yohan Rubiyantoro | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kalangan pengusaha mengharapkan, penurunan kembali harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) bukan sekedar komoditas politik. Pengusaha berharap berbagai langkah ini dapat mencapai sasaran sehingga mampu meningkatkan daya beli rumah tangga dan mampu mengurangi ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK).

Agar tepat sasaran, kalangan pengusaha mendesak agar pemerintah harus fokus dan selaras, sehingga tidak ada lagi perbedaan persepsi antara Presiden dan Wakil Presiden. Selain itu, Departemen Keuangan sebagai otoritas fiskal juga harus memiliki kesamaan persepsi dengan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter. "Otoritas moneter juga harus bekerja keras sebagaimana yang telah diperlihatkan otoritas fiskal," ucap Ketua Komite Tetap Perdagangan Dalam Negeri Kadin Indonesia, Bambang Soesatyo, Selasa (13/1).

Kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara langsung mengumumkan kebijakan baru penurunan harga premium. Harga premium diturunkan dari Rp 5.000 per liter menjadi Rp 4.500, sementara solar turun dari Rp 4.800 per liter menjadi Rp 4.500. Ketentuan harga baru tersebut berlaku mulai 15 Januari 2009

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×