kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pentingnya Sinergi Perbankan, E-Commerce dan UMKM untuk Pemulihan Ekonomi


Kamis, 17 Maret 2022 / 21:07 WIB
Pentingnya Sinergi Perbankan, E-Commerce dan UMKM untuk Pemulihan Ekonomi
ILUSTRASI. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Pentingnya Sinergi Perbankan, E-Commerce dan UMKM untuk Pemulihan Ekonomi.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan rasio kerdit perbankan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih sangat rendah, yakni baru sebesar 20%.

Jumlah ini lebih rendah dibanding Singapura yang berada di angka 39%, Malaysia 51%, Jepang 66%, dan Korea Selatan 81%. 

Selain itu, menurut Teten, bedasarkan data BRI, Pegadaian dan PNM pada 2021, 30 juta usaha mikro belum mendapatkan akses pendanaan formal. 7 juta dari jumlah pelaku UMKM tersebut meminjam ke kerabat, 5 juta lainnya meminjam ke rentenir dan 18 juta sisanya belum mendapatkan pembiayaan.

Salah satu kebijakan pemerintah untuk mengatasinya adalah meningkatkan target rasio kredit perbankan ke UMKM dari 20% menjadi 30% pada 2024. Dibentuk pula holing ultra mikro dengan tujuan dapat memberi pembiayaan murah dan cepat kepada pelaku UMKM.

Baca Juga: Sistem OSS Masih Bermasalah, Menko Luhut Singgung Steve Jobs dan Bill Gates

“Platfotm KUR (kredit usaha rakyat) juga sudah ditingkatkan menjadi Rp 371,17 triliun pada tahun 2022. Dan reklaksasi kebijakan KUR dilanjutkan dengan pemberian subsidi bunga 3% selama 2022,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam Ngobrol @Tempo, Tempo Financial Literacy Forum 2022, Selasa, 15 Maret 2022 seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (17/3). 

Dijelaskan Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, Siti Azizah, berbagai langkah dilakukan untuk meningkatkan rasio pembiayaan perbankan ke UMKM menjadi 30%.

Di antaranya meningkatkan plafon KUR tanpa agunan dari Rp 50 juta menjadi Rp 100 juta, serta plafon pembiayaan UMKM menjadi Rp 20 miliar dan realisasi bunga KUR sebesar 3% selama 6 bulan.  
 
Kementerian Koperasi dan UKM juga melakukan peningkatan  pembiayaan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) untuk kelompok koperasi. 

“Pelaku UMKM yang non bankable atau unbankable diarahkan ke lembaga keuangan bukan bank (LKBB) seperti Bahana, PNM atau Pegadaian. Selain itu ada juga peningkatan pembiayaan produk ekspor UMKM dan mitigasi risiko pembiayaan,” kata Siti.

Relaksasi dengan subsidi bunga KUR memang sangat baik dan berdampak positif dalam membantu pelaku UMKM untuk bertahan dan melanjutkan bisnis mereka.

Baca Juga: Goodyear Indonesia (GDYR) Bidik Pertumbuhan Penjualan Ban Kendaraan Niaga

Namun diungkapkan Head of IGF Progress, Reza Yamora Siregar, yang juga menjadi pembicara dalam diskusi ini, biaya operasional bagi bank untuk menyasar pembiayaan ke UMKM masih sangat tinggi.

“Masih double digit dan bagi bank untuk masuk ke sana masih sangat expensive,” kata Reza dalam diskusi bertema ‘Sinergi Perbankan, E-Commerce dan UMKM dalam Mendukung Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional’, ini. 

Menurut Reza, di sinilah pentingnya fintech atau akses ke teknologi sebagai salah satu jalan yang dibutuhkan untuk mengurangi biaya transaksi dan risiko transaksi pembiayaan UMKM.

Cara lain menurut Reza adalah dengan memperkuat penjaminan untuk mengurangi risiko pinjaman yang telah dilakukan pemerintah pada masa pandemi Covid-19 melalui Askrindo dan Jamkrindo. “Dengan risiko yang dijaminkan, biaya pinjaman bisa menjadi lebih rendah,” kata Reza.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator mendorong semua inisiatif untuk pemberdayaan UMKM dan terus melakukan kontrol. Selama pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 2 tahun, menurut Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Anung Herlianto, digitalisasi perbankan sangat marak dan terus didorong perkembangannya.

“Sebenarnya digitalisasi layanan  lebih menyasar aspek consumer, aspek ritel, dan UMKM ada di dalamnya. Pasti akan lebih lugas  bagi perbankan untuk mengakses UMKM  dengan infrastruktur digitalnya, tidak perlu dekat dengan kantor cabang tetapi melalui aplikasi,” kata Anung. 

Baca Juga: Sudah Salurkan Rp 6,7 T, Ini Syarat & Cara Ajukan Pinjaman KUR Bank Mandiri

OJK, menurut Anung, akan memastikan proses ini berjalan dengan baik. Salah satu contoh bagaimana kolaborasi antara 52 BPR dengan 30-an fintech yang sudah terhubung dengan baik.

“Ada dua sisi, yakni UMKM yang melek digital dan perbankan yang fokus pada inklusi keuangan melalui digitalsasi, dan kemudian terjadi kolaborasi di antara keduanya,” katanya.

Untuk membantu pengembangan usaha, solusi pembiayaan juga disediakan platform Tokopedia untuk para pelaku UMKM pemilik toko yang memerlukan pembiayaan di platform tersebut. Solusi tersebut bernama modal toko, yakni fasilitas pinjaman modal yang diberikan kepada penjual di tokopedia. 

“Ada limit kredit yang diberikan yang fleksibel, bisa ditarik kapan pun dan berapa pun sesuai kebutuhan. Penjual bisa memanfaatkan modal toko ini yang merupakan pinjaman dari para mitra kami,” kata Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Hilmi Adrianto. 

Selain itu ada tokoskor berupa layanan inovatif credit scoring berbasis digital yang tujuannya memberikan kemudahan kepada mitra stratgis di industri keuangan untuk menilai dan memberikan pinjaman kepada UMKM. “Tokoskor memperlihatkan performa dalam penjualan di Tokpedia serta perilaku transaksi UMKM yang berjualan di Tokopedia,” ujar Hilmi. 

Bank bjb sesuai misinya sebagai penggerak roda perekonomian berupaya melahirkan UMKM juara, yakni dengan melalui kolaborasi dan sinergitas.

Baca Juga: Pelaku UMKM Kesulitan Dalam Memenuhi Standar Kualitas E-Katalog

Produk-produk yang disediakan pun di desain agart bisa nyambung dengan kebutuhan UMKM saat ini. Untuk itu misalnya, bank bjb juga melakukan proses transformasi digital dengan cepat di semua segmen. Bank milik pemerintah Jawa Barat dan Banten ini mengawalinya dengan melakukan perubahan misi korporat ke arah digital untuk meningkatkan inklusi keuangan. 

Langkah berikutnya adalah memperkuat infrastruktur IT internal untuk mendukung peningkatan kualitas layanan, produk dan proses bisnis.

“Kami juga melakukan pengembangan aplikasi dan sistem berbasis digital untuk semua segmen agar proses transaksi berjalan dengan lebih baik, termasuk memberikan solusi digital bagi pemerintah daerah, begitu pun untuk pemerintah pusat untuk peningkatan pendapatan dan melayani masyarakat dengan baik,” ujar Senior Executive Vice President bank bjb, Beny Riswandi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×