Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan ritel dari sektor belanja rumah tangga tengah melesu. Kondisi ini dapat menjadi salah satu faktor sulitnya mencapai angka pertumbuhan ekonomi 5,13% pada kuartal tiga tahun ini.
Data yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan pada bulan Agustus 2018, penjualan ritel turun 4,13% dari bulan Juli 2018. Tren penurunan ini terlihat sejak bulan Juli 2018, kala itu penjualan ritel juga turun 9,17%.
Padahal, ekonom Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih mengatakan, kekuatan ekonomi Indonesia selama ini dipangku oleh konsumsi rumah tangga. Sedangkan penjualan ritel menyumbang sebesar 60% terhadap konsumsi rumah tangga.
Dia menjelaskan, tren penurunan ini akan membuat kondisi perekonomian pada kuartal III ini tidak akan jauh beda dengan kuartal III tahun 2017. Pada periode yang sama tahun lalu, perekonomian Indonesia tumbuh 5,06%.
Lana menjelaskan faktor lain yang menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III antara lain sisi ekspor-impor dan iklim investasi. "Posisi impor-ekspor kita sudah dua bulan ini minus, apakah di September surplus itu berat," ujarnya.
Pelemahan rupiah mungkin saja membuat angka impor dapat ditekan, namun dalam sisi ekspor juga bisa ikut berkurang. Lana mengingatkan ekspor Indonesia dominan komoditas. Sedangkan dengan konflik dagang antara Amerika Serikat dengan China saat ini, bisa membuat China menekan ongkos produksi. Salah satunya mengurangi konsumsi batubara yang diimpor dari Indonesia.
Investasi juga belum bisa diandalkan. Lana mengatakan, investor saat ini wait and see. Sebab Indonesia sebentar lagi menyambut tahun politik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News