Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penjualan eceran diperkirakan akan semakin laris pada kuartal II ini. Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), peningkatan penjualan eceran akan terus meningkat sejak April dan mencapai puncaknya pada Juli 2017.
Hasil survei penjualan eceran yang dilakukan BI memperkirakan, indeks penjualan riil (IPR) April akan tumbuh 5,4% year on year (YoY). Data ini melanjutkan tren kenaikan yang sudah terjadi pada Maret yakni tumbuh 4,2% YoY.
Pertumbuhan tertinggi terutama terjadi pada kelompok makanan yang diperkirakan tumbuh 9,2% YoY, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya naik 7,1% YoY. Namun, penjualan ritel non makanan hanya tumbuh 0,1% YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,3% YoY.
"Perlambatan pertumbuhan terbesar terjadi pada penjualan kelompok barang budaya dan rekreasi sebesar 3,5% YoY di Maret menjadi 0,5% YoY di April," kata Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI dalam keterangan resmi, Rabu (11/5).
Peningkatan pertumbuhan penjualan eceran juga diperkirakan akan berlanjut di Juni mendatang sejalan dengan permintaan masyarakat pada bulan Ramadan dan Idul Fitri. Tak hanya itu, penjualan eceran Juli diperkirakan menjadi puncak tertinggi dan akan turun pada September.
Hasil survei ini juga masih sejalan dengan hasil survei keyakinan konsumen sebelumnya, optimisme konsumen pada April meningkat dibanding bulan sebelumnya. Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang (Oktober) juga masih meningkat, walaupun indeks ekspektasi lapangan pekerjaan turun tipis.
Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi mengatakan, penjualan eceran diperkirakan meningkat karena pengecer melihat adanya potensi peningkatan pembelian oleh rumah tangga. Ini mengingat tekanan inflasi April yang cenderung rendah, yaitu 0,09%.
Peningkatan penjualan kelompok makanan dan minuman juga sejalan dengan mulainya rumah tangga mempersiapkan kebutuhan puasa pada akhir Mei ini. Oleh karena itu, penjualan eceran hingga Juni nanti diperkirakan masih meningkat. "Kalau dilihat pola tahunannya, konsumsi rumah tangga memang akan cenderung lebih tinggi pada kuartal yang terdapat musim puasa dan Lebaran. Konsumsi turun pada kuartal sesudahnya," kata Eric saat dihubungi KONTAN, Rabu (10/5).
Oleh karena itu menurutnya, konsumsi rumah tangga akan meningkat di kuartal kedua tahun ini. Pertumbuhan konsumsi akan lebih tinggi dari kuartal pertama. Sementara konsumsi rumah tangga kuartal ketiga akan kembali melambat jika dibanding kuartal dua. "Responden melihat tren penjualan pada kuartal pasca Lebaran akan turun dibanding yang ada puasa dan Lebaran," tambah Eric.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News