kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Peningkatan pertanian percepat kemiskinan menurun


Jumat, 20 Desember 2013 / 20:51 WIB
Peningkatan pertanian percepat kemiskinan menurun
ILUSTRASI. Bisa Perpanjang SIM A & C, Berikut Jadwal SIM Keliling Bekasi Hari Ini 4 Agustus 2022


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Salah satu solusi menurunkan angka kemiskinan yang diperkirakan mencapai 1,2 miliar orang pada tahun 2015 adalah meningkatkan peran sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidaup. Pasalnya, pada tahun 2030 kebutuhan dunia akan pangan meningkat 50% dari kebutuhan sekarang.

Maka dibutuhkan pengamanan pangan atau food security dan nutirsi yang baik atau good nutrision sebagai visi pembangunan pangan dan pertani pasca tahun 2015. Hal itu dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam orasi ilmiahnya di Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/12).

"Salah satu indikator lepas dari kemiskinan adalah kemampuan untuk mencukupi kebutuhan pangan. Fakta yang terjadi saat ini adalah masih ada kesenjangan di antara kebutuhan dan penyediaan pangan. Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang peran kunci pada upaya menghilangkan kelaparan ini," tutur Presiden.

SBY mengatakan, ia melihat peranan pembangunan sektor pertanian terhadap tercapainya target pembangunan MDGs maupun Post-MDGs 2015 sangatlah besar. Utamanya bagi penghapusan kemiskinan ekstrem dan kelaparan di muka bumi. Pangan sangat esensial bagi semua. Produksi pangan membutuhkan energi, tanah, air, dan, teknologi.

Food security, lanjutnya, bukan hanya soal menyediakan pangan bagi semua warga. Namun juga berkaitan dengan akses, dan bagaimana kita memproduksi dan mengkonsumsi pangan secara efisien dan berkelanjutan. Mantan Menko Polhukam ini menjabarkan bahwa tantangan yang dihadapi saat ini semuanya bersifat sistemik. Artinya, penanganan masalah penyediaan pangan tidak dapat terlepas dari nexus water-energy-land-technology.

Presiden mengutip laporan Bank Dunia pada tahun 2008 yang menunjukkan efektivitas pertumbuhan sektor pertanian untuk menurunkan angka kemiskinan, dua kali lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sektor non pertanian terhadap penurunan kemiskinan di banyak negara.

Demikian pula penelitan yang dipublikasikan OECD pada tahun 2010 lalu menunjukkan bahwa lebih dari setengah penurunan angka kemis-kinan di banyak negara, dikontribusikan oleh membaiknya tingkat pendapatan di sektor perta-nian.

Lebih terkini, Kata SBY, lembaga di bawah PBB seperti United Nations Environment Programme (UNEP) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD) menegaskan pentingnya dukungan terhadap sektor pertanian, utamanya kepada petani lahan-kecil untuk pertanian berkelanjutan, sustainable agriculture dan program percepatan pengentasan kemiskinan dunia.

Karena itulah, Presiden bilang, membangun dan memajukan sektor pertanian akan membantu mempercepat capaian target penurunan angka kemiskinan, seperti yang diharapkan dalam MDGs.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×