Reporter: Fahriyadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Banjir yang melanda Jakarta sejak awal pekan ini menjadi perhatian semua pihak, termasuk para pengusaha. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan karena bertepatan dengan hari libur, yakni Minggu (12/1) dan Senin (13/1), banjir kali ini tidak terlalu banyak mengganggu aktivitas bisnis.
"Meski tak mengharapkan kejadian banjir terjadi setiap tahun, tapi banjir tahun ini tak sebesar 2013 lalu," ujarnya, Rabu (15/1).
Sarman mengatakan tahun 2013 lalu, kerugian banjir Jakarta mencapai Rp 20 triliun, itu mencakup kerugian pengusaha, kerusakan infrastruktur, dan kerugian material lainnya. Bahkan, ia mengaku tahun lalu, kerugian pengusaha bisa mencapai Rp 1 miliar per jam.
Untuk banjir 2014 ini, Sarman mengaku sedang menghitung kerugian itu. Meski ada aktivitas transportasi, logistik, dan perdagangan yang terhenti, tapi nilainya tak terlalu besar ketimbang tahun lalu.
"Tahun lalu, kawasan industri Pulogadung terendam banjir, sentra bisnis Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin pun ikut tergenang banjir sehingga kerugian sangat besar," katanya.
Beragam upaya untuk penanggulangan banjir dari pemerintah pusat dan Pemprov DKI lewat pembangunan infrastruktur mendapat apresiasi dari pengusaha, namun ia menyatakan selama infrastruktur itu dibangun, maka antisipasi paling rasional adalah Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"TMC perlu dilakukan tiap tahun, dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI yang besar, biaya untuk TMC itu tergolong murah ketimbang kerugian yang diderita akibat banjir," katanya.
Sekedar informasi, TMC ini akan dilakukan untuk mengantisipasi tingginya curah hujan pada Januari-Maret mendatang. Biaya yang dikeluarkan untuk TMC ini mencapai Rp 28 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News