kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.166   24,84   0,35%
  • KOMPAS100 1.100   4,99   0,46%
  • LQ45 871   5,06   0,58%
  • ISSI 220   0,50   0,23%
  • IDX30 445   2,52   0,57%
  • IDXHIDIV20 536   1,40   0,26%
  • IDX80 127   0,74   0,59%
  • IDXV30 134   0,37   0,27%
  • IDXQ30 148   0,34   0,23%

Pengusaha Menilai Wacana Reshuffle di Akhir Jabatan Jokowi Kurang Tepat


Rabu, 14 Agustus 2024 / 19:05 WIB
Pengusaha Menilai Wacana Reshuffle di Akhir Jabatan Jokowi Kurang Tepat
ILUSTRASI. Dunia usaha menanggapi kabar reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia usaha menanggapi kabar reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Diana Dewi menilai saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk melakukan perombakan kabinet. Apalagi masa pemerintah Presiden Jokowi hanya tinggal sekitar 65 hari lagi. 

"Bisa dikatakan saat ini adalah masa transisi ke pemerintahan yang baru," kata Diana pada Kontan.co.id, Rabu (14/8). 

Diana khawatir, reshuffle di akhir masa kepemimpinan Presiden Jokowi akan berpengaruh pada kinerja pemerintahan, terutama pelayanan pada masyarakat termasuk pengusaha. 

Baca Juga: Pengamat: Wacana Reshuffle Kental Dengan Motif Politik

"Tidak maksimal bila reshuffle diadakan jelang akhir periode kepemimpinan, terkecuali alasan yang sangat urgent,"  tambahnya. 

Jika perombakan ini harus dilakukan, dunia usaha berharap itu dilakukan karena pertimbangan kinerja untuk mengejar target Jokowi yang belum terealisasikan, bukan karena faktor-faktor lainnya. 

Kemudian, sosok yang menempati pos-pos menteri harus memiliki kompetensi, track records, dan background yang cemerlang di bidangnya. 

Bahkan, sekalipun pembantu presiden diajukan oleh partai politik mereka tetap harus orang yang ahli dan memiliki pemahaman selaras dengan kementerian yang dipimpinya. 

Meski begitu, Diana berharap wacana reshuffle ini dapat dipertimbangkan kembali. Lebih dari itu, Presiden Jokowi diharapkan fokus pada transisi pemerintahan supaya bisa berjalan dengan baik, termasuk menata pemerintahannya agar mulus sampai pergantian nanti. 

"Saya yakin, Presiden Jokowi akan bijak mempertimbangkan perlu tidaknya dilakukan reshuffle jelang akhir kepemimpinannya," ungkapnya. 

Berdasarkan informasi yang beredar, ada empat menteri yang akan diganti atau kena reshuffle Jokowi. Keempatnya yakni Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

Sejumlah nama dikabarkan akan menggantikan posisi empat orang tersebut, yakni Supratman Andi Agtas yang dikabarkan akan menjadi Menkumham menggantikan Yasonna Laoly dan Bahlil Lahadalia yang disebut menggantikan Arifin Tasrif sebagai Menteri ESDM.

Baca Juga: Istana Sebut Tidak Ada Rencana Reshuffle Kabinet

Ada pula Raja Juli Antoni yang disebut akan menggantikan Siti Nurbaya Bakar sebagai Menteri LHK serta Roslan P Roeslani yang dikabarkan akan menggantikan posisi Bahlil sebagai Menteri Investasi.

Presiden Jokowi sudah angkat bicara terkait wacana perombakan kabinetnya. Ia bilang reshuffle bisa saja terjadi bila diperlukan. 

"Ya kalau diperlukan. Kalau diperlukan (bisa terjadi)," ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers di Training Center PSSI Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Selasa (13/8).

"Saya kan sudah ngomong dari dulu, kalau diperlukan. Saya masih punya hak prerogatif," tambah Jokowi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×