kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   3,00   0,02%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Pengusaha gula Blora usul HPP sebesar Rp 9.500


Jumat, 08 Mei 2015 / 12:26 WIB
Pengusaha gula Blora usul HPP sebesar Rp 9.500
ILUSTRASI. Ubi jalar membantu meredakan stres.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Wakil Presiden Joko Widodo hari ini (8/5) menerima kedatangan pengusaha asal Blora, jawa Tengah PT Gendis Multi Manis di Istana Wapres. Usai pertemjuan, Direktur Utama GMM Kamandjaya mengkiritisi kebijakan pemerintah di Industri gula.

Misalnya, masalah kebijakan impor gula dan pemberian insentif bagi petani tebu. Ia juga mengusulkan agar petani gula diuntungkan atas kebijakan itu. Termasuk dalam hal penyusunan Harga Patokan Petani (HPP).

Menurutnya, HPP yang tepat untuk saat ini adalah sebesar Rp 9.500 per Kilogram (Kg). "Itu minimum," ujar Kamandjaja, Jumat (8/5) di Istana wapres, Jakarta.

Namun, kebijakan HPP itu harus juga dibarengi dengan pengendalian impor. Ia menyarankan agar pemerintah menghentikan impor gula rafinasi. Kalaupun ada, maka produsen gula dalam negeri juga harus diberi jatah impor.

Menurutnya, impor gula rafinasi itu memukul para produsen gula dalam negeri. Padahal, kualitas gula dalam negeri tidak kalah dengan gula rafinasi untuk industri minuman berpemanis.

Saat ini, PT GMM memiliki pabrik dengan kapasitas 6.000 ton tebu per hari, atau sekitar 400 ton gula per hari. Pabrik itu dibangun dengan biaya investasi sebesar Rp 1,5 triliun tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×