kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.420.000   9.000   0,64%
  • USD/IDR 15.495
  • IDX 7.544   55,62   0,74%
  • KOMPAS100 1.163   9,60   0,83%
  • LQ45 943   8,85   0,95%
  • ISSI 222   1,56   0,71%
  • IDX30 478   4,83   1,02%
  • IDXHIDIV20 577   6,26   1,10%
  • IDX80 132   1,33   1,02%
  • IDXV30 139   2,63   1,93%
  • IDXQ30 160   1,46   0,92%

Pengusaha Berharap Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6,25% Pada RDG Juli


Selasa, 16 Juli 2024 / 15:36 WIB
Pengusaha Berharap Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6,25% Pada RDG Juli
ILUSTRASI. Apindo meminta Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 6,25% pada RDG Juli.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W Kamdani meminta Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juli.

"Kalau kami maunya kalau bisa, jangan dinaikkan BI rate lagi lah dengan kondisi yang seperti ini," ujar Shinta kepada awak media di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (16/7).

Ia menilai, situasi global saat ini memang tidak mudah bagi pembuat keputusan. Namun di sisi lain, intervensi memang diperlukan untuk mendukung stabilitas rupiah. Kendati begitu, Shinta berharap BI tidak menaikkan suku bunga acuannya.

Baca Juga: Bank Indonesia Diperkirakan Pertahankan BI-Rate di Level 6,25%, Ini Alasannya

"Sekarang kelihatan sudah mulai (rupiah stabil). Jadi harapan kami selalu sama seperti itu," katanya.

Sementara, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI Teuku Riefky memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga cuan di level 6,25% pada RDG Juli ini.

Riefky menilai, Indonesia memasuki paruh kedua 2024 dengan kondisi inflasi dan eksternal yang relatif lebih baik. Namun, beberapa kejadian sebelumnya menunjukkan bahwa kondisi finansial global sangat bergantung pada persepsi investor terhadap arah kebijakan the Fed kedepannya dan persepsi ini sangat berfluktuasi. 

Dari aspek inflasi, Indonesia telah melewati tekanan besar pada tingkat harga yang diakibatkan oleh beberapa faktor musiman dan kemunculan El-Nino. 

Tetapi, beberapa lembaga iklim memproyeksi kemungkinan terjadinya La Nina di kuartal-III 2024 dan hal ini dapat mengganggu produksi pertanian sehingga berpotensi memicu tekanan harga pangan.

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,12% ke Rp 16.174 Per Dolar AS Pada Senin (15/7)

Oleh sebab itu, BI perlu tetap waspada dalam merumuskan bauran kebijakannya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan tingkat harga domestik. Untuk saat ini, dirinya memandang inflasi cenderung bukanlah isu yang mendesak dan perbedaan tingkat suku bunga masih cenderung atraktif untuk menarik modal masuk dan menjaga stabilitas rupiah. 

"Menilai kondisi ini, kami berpandangan BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,25% untuk bulan ini," ujar Riefky dalam laporannya.

Selanjutnya: Cara Membuat QRIS Merchant All Payment untuk Pelaku Usaha

Menarik Dibaca: BCA Bawa 70 Merchant Menikmati Keindahan Desa Wisata Hijau Bilebante

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×