kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengusaha Bajaj ini ingin impor Bajaj sendiri


Rabu, 22 Oktober 2014 / 22:37 WIB
Pengusaha Bajaj ini ingin impor Bajaj sendiri
ILUSTRASI. Cara Meredakan Stres secara Efektif


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Salah satu pengusaha Bajaj, Wartika Saputra, ingin menjadi salah satu distributor Bajaj bahan bakar gas (BBG) alias Bajaj biru. Ia mengaku sudah mengetahui segala prosedur untuk mendatangkan kendaraan roda tiga itu dari negara tempat asalnya, India. 

"Februari kemarin (2014) saya sudah beli tiga unit untuk sampel. Ongkos belinya (per unit) 2.024 dollar AS (sekitar Rp 24 juta). Ongkos bawanya ke sini habis Rp 40 juta (per unit)," kata Wartika seusai mengadakan diskusi dengan Dinas Perhubungan DKI, Rabu (22/10/2014). 

Menurut Wartika, apabila bisa merealisasikan hal tersebut, ia berencana membanderol harga Bajaj per unitnya sebesar Rp 55 juta. Ia menilai harga tersebut relatif lebih murah ketimbang harga pasaran Bajaj BBG saat ini yang mencapai Rp 70 juta. 

"Jadi, mending impor sendiri. Jual Rp 55 juta saja sudah untung kok," ujar warga yang tinggal di Pulo Gadung, Jakarta Timur, itu. 

Apabila bisa merealisasikan rencananya tersebut, ia segera membentuk koperasi yang ia prediksi bisa beranggotakan sekitar 360 pemilik bajaj. 

"Bentuk koperasi, anggotanya ada 360. Jadi, akan ada sekitar 1.000-an bajaj oranye yang akan bisa kita remajakan jadi Bajaj biru," kata pria yang mengaku telah menjadi pengusaha Bajaj sejak 1975 itu. 

Seperti diberitakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan selambat-lambatnya pada akhir 2016, Bajaj oranye sudah tidak ada lagi di seluruh wilayah DKI Jakarta. Saat ini, jumlah bajaj oranye yang masih berseliweran di Ibu Kota mencapai sekitar 8.000 unit, dari jumlah keseluruhan 14.000 unit. 

Untuk mencapai target tersebut, Dinas Perhubungan DKI akan mengubah pola dalam proses pengadaan Bajaj BBG, yakni pemilik bajaj oranye yang ingin mengganti Bajajnya dapat langsung berhubungan dengan produsen atau distributor. (Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×