kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   -2.000   -0,09%
  • USD/IDR 16.633   -23,00   -0,14%
  • IDX 8.071   27,26   0,34%
  • KOMPAS100 1.115   1,03   0,09%
  • LQ45 783   -1,20   -0,15%
  • ISSI 284   1,67   0,59%
  • IDX30 411   -0,03   -0,01%
  • IDXHIDIV20 466   -1,32   -0,28%
  • IDX80 123   0,18   0,14%
  • IDXV30 133   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 130   0,01   0,01%

Pengusaha Australia ingin berbisnis di Banten


Selasa, 11 Oktober 2016 / 13:32 WIB
Pengusaha Australia ingin berbisnis di Banten


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Investor asal negeri kanguru makin berminat menanamkan uangnya di Indonesia. Untuk memanfaatkan potensi tersebut, Australia Indonesia Business Council (AIBC) menandatangani nota kesepahaman dengan PT Banten Global Development (BGD) agar mau menanamkan investasi di Banten.

Direktur Utama BGD Sudibyo mengatakan, kerja sama  antara BGD dengan AIBC itu terkait penjajakan investasi yang ada di Provinsi Banten. Salah satu proyek yang diajukan BGD adalah pembangunan pembangkit listrik dengan kapasitas 3X450 Megawatt (MW) di kawasan industri terintegrasi seluas 700 hektare di daerah Kohod dan Tanjung Burung yang berlokasi di mulut sungai Cisadane.

Proyek ini diperkirakan membutuhkan investasi senilai US$ 1,3 miliar atau setara dengan Rp 16,9 triliun. "Ini nanti akan ditawarkan kepada perusahaan yang menjadi anggota AIBC," ujar Sudibyo, Senin (10/10).

Tak hanya pengerjaan proyeknya, BGD juga menawarkan ke AIBC untuk melakukan studi kelayakan proyek itu. Studi kelayakan tidak hanya menyangkut aspek komersial, tetapi juga dari sisi legal.

Masih potensial

Penandatangan nota kesepahaman antara AIBC dengan BGD dilakukan Senin (10/10) di Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Dalam kesempatan itu,

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis berharap, MoU ini bisa mendorong realisasi investasi tahun ini, terutama dari Australia. Kesepakatan ini juga bisa jadi langkah awal proses pembangunan kawasan industri terpadu di Teluk Naga Provinsi Banten.

Azhar bilang, dalam kawasan industri terpadu tersebut, akan dibangun pembangkit listrik tenaga gas 3 x 450 MW dalam kurun waktu lima tahun mendatang.

Lebih lanjut, Azhar menambahkan bahwa pihaknya berharap nota kesepahaman tersebut dapat berdampak positif terhadap peningkatan aliran penanaman modal dari Australia. "Ini menunjukkan upaya BKPM mempertemukan investor dengan potensi dan proyek di daerah," katanya.

Listrik dari pembangkit listrik tersebut diharapkan dapat turut berkontribusi dalam program pembangunan pembangkit listrik 35 Gigawatt (GW). Kepemilikan proyek ini nantinya akan tetap dipegang oleh BGD selaku BUMD bersama mitra perusahaan Indonesia, sementara AIBC akan mengkoordinir perusahaan swasta Australia sebagai investor.

Presiden AIBC Debnath Guharoy mengatakan, selain bidang energi, pihaknya juga melirik infrastruktur, maritim, perikanan dan perdagangan untuk investasi. "Kami memiliki keunggulan lebih di sektor-sektor itu," ujarnya.

Menurutnya, peluang investasi di Indonesia sangat terbuka. Apalagi, Indonesia sedang giat membangun dan membutuhkan sejumlah fasilitas publik, seperti bandara, jalan raya, hingga pelabuhan.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×