kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengungsi kelud keluhkan minimnya masker & selimut


Sabtu, 15 Februari 2014 / 14:09 WIB
Pengungsi kelud keluhkan minimnya masker & selimut
ILUSTRASI. Tabungan emas di Tokopedia terancam hangus jika tidak melakukan registrasi offline di Kantor Cabang Pegadaian.


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

KEDIRI. Warga kaki Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur yang mengungsi di desa sekitar mengeluhkan kurangnya ketersediaan masker dan selimut. Hanya sebagian kecil pengungsi yang mendapat jatah masker dan selimut.

"Masker tidak ada. Selimut ada tapi sedikit, hanya untuk beberapa orang saja," ujar Paimo, warga Desa Tegalrejo Kecamatan Ngancar, yang mengungsi di pos pengungsian SD Negeri Janti dan Balai Desa Janti, Sabtu (15/2/2014).

Petugas Koordinator Pengungsian Nur Rokhman mengatakan, hanya ada 250 lembar masker dan 15 lembar selimut, serta 10 lembar sarung di pengungsian tersebut. Padahal, terdapat 462 orang warga yang mengungsi di sana.

"Ya yang kebagian saja yang pakai masker dan selimut. Kebanyakan tidak pakai," kata Nur.

Ia mengatakan, bukan hanya masker dan selimut, warga juga belum mendapat bantuan makanan, minuman dan obat-obatan dari pemerintah. Menurutnya, logistik yang ada saat ini didapat dari warga sekitar dan relawan.

"Sejak meletus besar itu (Kamis, 13/2/2013), kami sudah sosialisasikan kebutuhan pengungsian lewat Twitter dan Facebook," kata Nur, yang sehari-hari bertugas sebagai petugas penyuluh pertanian di Kecamatan Wates.

Ia mengatakan, bersama beberapa relawan telah menyampaikan kebutuhan warga pengungsi kepada pihak kecamatan. "Tapi mungkin namanya birokrasi, jadi agak berbelit mekanismenya," kata Nur. (Deytri Robekka Aritonang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×