kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penggunaan naik, subsidi elpiji dievaluasi


Jumat, 28 November 2014 / 07:12 WIB
Penggunaan naik, subsidi elpiji dievaluasi
ILUSTRASI. OJK mengimbau masyarakat untuk tidak meminjam melalui pinjol hanya untuk kegiatan konsumtif.


Reporter: Adi Wikanto, Asep Munazat Zatnika, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah berencana mengevaluasi pemberikan subsidi gas elpiji 3 kilogram (kg). Mengingat, beban subsidi bahan bakar ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Pemerintah ingin mencegah membengkaknya anggaran subsidi seperti di bahan bakar minyak (BBM).

Sejak pemerintah menjalankan konversi penggunaan minyak tanah ke elpiji tahun 2007, penggunaan bahan bakar gas untuk rumah tangga terus meningkat. Tahun 2007, volume elpiji 3 kg hanya 0,2 juta metrik ton (MT). Lalu, jumlah penggunaan elpiji 3 kg pada tahun 2013 mencapai 4,4 juta MT. Tahun 2014, penggunaan gas subsidi ini diperkirakan mencapai 4,8 juta MT dan 2015 sebanyak 5,77 MT.

Peningkatan penggunaan elpiji 3 kg di masyarakat secara otomatis memperbesar beban subsidi. Mengingat, pemerintah menerapkan sistem kuota dalam penyaluran subsidi ini. Terbukti, belanja subsidi elpiji tahun ini sebesar Rp 55 triliun, melonjak drastis dibandingkan tahun 2008 yang hanya Rp 3,89 triliun.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bilang, pemerintah harus mencermati tingginya beban subsidi elpiji. Jangan sampai, beban subsidi elpiji menimbulkan masalah seperti di subsidi BBM.

Apalagi, pemerintah juga harus menyesuaikan harga elpiji 3 kg, dengan harga elpiji internasional. Sebab, sebagian kebutuhan elpiji Indonesia dipenuhi dengan cara impor dari Arab Saudi. "Kita akan melihat kembali, apakah subsidi yang ada saat ini masih sesuai," ujar JK, Rabu (26/11). 

Namun, JK belum mau menjelaskan arah kebijakan pemerintah mendatang terkait subsidi ini. Yang pasti, pemerintah tetap akan memberikan subsidi elpiji 3 kg. 
Selaian akan merevisi besaran subsidi, JK juga bilang pemerintah siap untuk memperbaiki mekanisme pemberian subsidinya. Misalnya, apakah perlu dilakukan pemberian subsidi dengan mekanisme tetap di tahun depan. "Itu baru misalnya, kebijakan barunya harus menunggu evaluasi dulu," ujar JK.

Beralih ke LNG
Menurut Direktur Institute of Development for Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati,  pemerintah memang sudah seharusnya mengevaluasi pelaksanaan subsidi elpiji 3 kg. Soalnya, subsidi komoditas ini terus meningkat dan semakin membebani keuangan negara.

Ke depan, Enny berpendapat, pemerintah seharusnya mendorong penggunaan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) daripada elpiji. 

Alasannya, LNG lebih bisa menghemat anggaran pemerintah. "Apalagi, menurut hitung-hitungan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) pasokan LNG sudah siap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujar Enny.Dalam hitung-hitungan Enny, setiap tahunnya,  harga keekonomian elpiji terus meningkat. Dengan demikian besaran subsidinya juga setiap tahun meningkat. 

Hanya saja, untuk bisa mendorong penggunaan LNG, pemerintah harus berani melakukan pembangunan infrastruktur. Penggunaan LNG membutuhkan saluran pipa ke kalangan rumah tangga. Tentu saja, ini akan membutuhkan biaya besar. Ada baiknya, pemerintah mengalihkan dana dari kenaikan harga BBM untuk pembangunan infrastruktur LNG.                    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×