kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pengendalian inflasi 2017 kian susah


Kamis, 26 Januari 2017 / 09:51 WIB
Pengendalian inflasi 2017 kian susah


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Tekanan inflasi tahun ini diperkirakan lebih berat. Sejumlah tantangan eksternal dan domestik akan membuat realisasi inflasi tahun ini akan lebih besar dari target dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar 4%.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan, tantangan eksternal terutama terkait kenaikan harga komoditas global terutama harga minyak mentah. Kenaikan harga minyak mentah akan berdampak langsung kepada komoditas lainnya.

Sementara dari domestik, tekanan inflasi berasal dari harga yang diatur pemerintah (administered prices), terkait kebijakan subsidi energi berupa penyesuaian tarif pelanggan listrik daya 900 VA. Selain itu juga penyesuaian harga jual BBM juga akan menyebabkan dampak lanjutan ke kenaikan harga pangan.

Untuk mengejar target inflasi di kisaran 4% plus minus 1%, menurut Agus, BI dan pemerintah pusat dan daerah, sepakat menekan laju inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) di kisaran 4%-5%. Tahun 2016, inflasi akibat gejolak harga pangan tercatat cukup tinggi, yakni 5,92%. Sementara inflasi dari harga yang diatur pemerintah berada di level rendah 0,21%.

Untuk menjaga inflasi akibat gejolak pangan di angka 4%-5%, tujuh langkah akan dilakukan. Pertama, penguatan infrastruktur logistik pangan di daerah, khususnya pergudangan untuk penyimpanan komoditas.

Kedua, membangun sistem data lalu lintas barang, khususnya komoditas pangan. Ketiga, penggunaan instrumen dan insentif fiskal untuk mendorong peran daerah dalam stabilisasi harga.

Keempat, mendorong diversifikasi pola konsumsi pangan masyarakat, khususnya cabai dan bawang segar dengan mendorong inovasi industri produk pangan olahan. Kelima, penguatan kerjasama antar-daerah. Keenam, mempercepat infrastruktur konektivitas, dan ketujuh, memperbaiki pola tanam pangan.

"Kalau bisa dijaga, target inflasi 2017 bisa dijaga jika ada penyesuaian harga BBM," kata Agus usai rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah, Rabu (25/1).

Dari sisi fiskal, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemkeu Suahasil Nazara, menyatakan BKF akan menjaga APBN 2017 tetap kredibel dan merealisasikan dengan baik sehingga kepercayaan masyarakat naik dan ekspektasi inflasi rendah. Pemerintah juga akan mengawal realisasi pembangunan infrastruktur sehingga jalur distribusi lancar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×