Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jadwal penerbitan proof of concept mata uang digital bank sentral (CBDC) atau rupiah digital mundur.
Setelah pada awalnya terjadwal meluncur pada Juli 2023, Bank Indonesia (BI) kini menyebut proof of concept rupiah digital rencananya meluncur pada Maret 2024.
BI mengungkapkan, saat ini fokus dari BI adalah dengan mengumpulkan masukan dari masyarakat maupun para ahli.
Ini tertuang dalam consultative paper. Yang juga rencananya, akan dipaparkan ke publik pada Oktober 2023.
Sembari menunggu untuk menuju tahap selanjutnya, kini BI juga fokus dalam memperhatikan dan mengembangkan aspek teknologi, keamanan, bisnis, hingga aspek digital.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, memang pengembangan rupiah digital ini harus dipikirkan dan disiapkan secara matang.
Sebab, ia menilai, saat ini teknologi yang ada masih belum terbukti dengan baik. Bahkan, negara-negara lain juga cenderung sangat hati-hati dalam mengimplementasikan.
"Teknologi Indonesia masih belum well proven. Negara-negara lain juga masih sangat hati-hati. Baru pilot project," ungkap David kepada Kontan.co.id, Jumat (22/9).
Baca Juga: Ini Alasan BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,75%
David menambahkan, memang susah untuk memberi target kapan rupiah digital ini bisa diluncurkan. Mengingat, masih banyak aspek yang harus dimatangkan.
Namun, yang pasti, David menyebut ada berbagai manfaat yang didapat Indonesia dari implementasi rupiah digital ini.
“Manfaat yang didapat Indonesia dari sisi dampak ekonomi hingga menghindari masalah kriminal,” ujarnya.
Pertama, dari sisi ekonomi, rupiah digital akan mendorong kemudahan bertransaksi. Transaksi yang makin mudah akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
“Transaksi makin mudah dan efisien dengan rupiah digital, peredaran uang akan meningkat, sehingga ini akan menambah pertumbuhan ekonomi,” jelas David.
Transaksi yang makin mudah akan mendorong konsumsi rumah tangga. Bila konsumsi rumah tangga suatu negara tumbuh tinggi, maka akan melecut investasi.
Di sinilah akhirnya pertumbuhan ekonomi akan tersundut.
Kedua, untuk jangka panjang ini bisa membantu bantuan fiskal untuk sampai di tangan yang tepat.
Penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) bisa dilakukan lebih tepat sasaran dan langsung ke orang bersangkutan. Sehingga,meminimalisir korupsi oleh oknum.
Ketiga, kedaulatan rupiah terjaga. Saat ini muncul berbagai aset digital. Dengan adanya rupiah digital, makin memantapkan penggunaan rupiah sebagai alat pembayaran satu-satunya yang sah.
Keempat, efektivitas kebijakan moneter makin baik karena semua transaksi akan tercatat. Ini juga menghindari masalah kriminal seperti penghindaran pajak, pencucian uang, dan lain-lain.
Baca Juga: Jadwal Penerbitan Proof of Concept Rupiah Digital Mundur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News