Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengundang masukan atau pandangan kepada seluruh stakeholder terkait terhadap consultative paper (CP) untuk menyempurnakan desain pengembangan Rupiah Digital. Dalam consultative paper juga membahas dampak dari penerbitan Rupiah Digital pada sistem pembayaran, stabilitas keuangan dan moneter.
Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) dan D3 Labs, perusahaan penyedia solusi berbasis blockchain, bersinergi untuk memberikan dorongan dalam pengembangan tahap pertama Rupiah Digital.
Chairwoman Asosiasi Blockchain Indonesia, Asih Karnengsih, mengatakan sejak BI merilis CP pada Januari 2023, industri blockchain di Indonesia telah diundang berpartisipasi dalam tahap awal pengembangan Rupiah Digital. A-B-I dan para anggotanya, termasuk D3 Labs, bekerja sama memberikan rekomendasi yang berfokus pada efisiensi dan manfaat bagi masyarakat Indonesia.
Inisiatif ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat mengintegrasikan teknologi tersebut dengan kebutuhan sebenarnya dari masyarakat Indonesia.
"Kami memahami pentingnya kolaborasi. Dengan sinergi bersama pemangku kepentingan, termasuk pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan pengembangan Rupiah Digital dapat menciptakan solusi yang optimal untuk masa depan," kata Asih, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (8/8).
Baca Juga: BI Terus Mematangkan Penerbitan Rupiah Digital
Tigran Adiwirya, Co-CEO D3 Labs, menyampaikan partisipasi aktif pelaku industri dalam pengembangan Rupiah Digital adalah kesempatan berharga untuk mengakselerasi perkembangan ekosistem blockchain di Indonesia. Di samping itu, utamanya penerbitan Rupiah Digital akan memberikan banyak manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat karena menciptakan inklusivitas dalam sektor keuangan.
Pengembangan Rupiah Digital meningkatkan efisiensi serta memperkuat keamanan dalam bertransaksi. "Selain itu, dengan menggunakan teknologi blockchain, Rupiah Digital dapat mendorong inklusi keuangan kepada masyarakat dan memastikan aksesibilitas digital Central Bank Digital Currency (CBDC) yang luas tanpa menghambat akses bagi individu atau bisnis yang menggunakan CBDC untuk transaksi keuangan," tutur Tigran.
Dalam memperkenalkan Rupiah Digital, Tigran menaruh perhatian khusus pada risiko yang mungkin muncul selama proses penarikan dan pemusnahan. Bagaimana memastikan stabilitas keuangan tetap terjaga dan risiko yang dapat dihindari?
Salah satu solusi yang bisa dipertimbangkan BI menerapkan fitur desain yang desain khusus. Seperti batas maksimum kepemilikan individu atas Central Bank Digital Currency (CBDC) dan remunerasi berjenjang, sebagai alat untuk melindungi stabilitas keuangan.
Dengan adanya batas maksimum kepemilikan atas CBDC oleh individu, BI dapat menghindari akumulasi yang berlebihan oleh sejumlah pihak, yang dapat menyebabkan potensi kepanikan dan penarikan dana yang masif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News