Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat Untuk Demokrasi (SIGMA), Said Salahuddin menyatakan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terlalu serakah karena begitu mudah mengucurkan dana untuk pembelian mobil baru para anggotanya.
"Kemaruk sekali mereka (Bawaslu). Ini ironis. Sebab, Bawaslu begitu mudahnya menggelontorkan uang untuk pembelian mobil anggotanya," kata Said dalam keterangan persnya, Selasa (12/11).
Said menuturkan, pada saat yang hampir bersamaan, di Bandung, ratusan Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) dan Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) se-Kota Bandung justru terpaksa berdemonstrasi menuntut honornya yang belum dibayarkan beberapa bulan oleh Bawaslu.
Bahkan, kata Said Bawaslu menyatakan isu mobil KPU ini hanya menjadi sorotan pihak tertentu dan itu terjadi lantaran tidak mendapatkan informasi yang lengkap dan benar sesuai fakta.
"Saya bantah itu. Isu mobil mewah Bawaslu ini sudah ramai diberitakan dan menjadi pembicaraan luas masyarakat. Bawaslu bisa baca itu komentar-komentar rakyat di berbagai media online, misalnya. Disitu bisa kita tangkap kejengkelan dan kemarahan rakyat kepada Bawaslu," tuturnya.
Said menjelaskan, kalau disebut tidak mendapat informasi yang sesuai fakta, sebagai orang yang pertama menyoal kasus ini, Said ingin mengatakan dirinya paham betul kasus ini. Menurutnya, rakyat pun paham akan hal tersebut.
"Pemahaman rakyat hanya satu: Bawaslu kemaruk. Inginnya hidup mewah. Tidak punya sensitifitas. Maunya hidup mewah menggunakan mobil baru dengan dalih dibolehkan oleh peraturan perundang-undangan. Kurang ajar pejabat yang begitu modelnya," ucapnya.
Lebih lanjut Said mengatakan, kalau alasan Bawaslu pengadaan mobil dinas operasionalnya didasari alasan adanya pengembangan organisasi Bawaslu. Menurutnya, itu adalah alasan yang dicari-cari.
"Apakah kalau suatu organisasi dikembangkan lantas pejabatnya harus diberikan fasilitas mobil baru, sedangkan mobil lama performance-nya masih baik. Adalah bohong besar Bawaslu kalau menyatakan mobil lamanya sudah tidak laik jalan, apalagi disebut pernah kecelakaan. Kecelakaan apa? Belum pernah kita dengar ada anggota Bawaslu, baik yang dulu maupun yang sekarang, pernah mengalami kecelakaan saat menggunakan mobil dinas, misal, mobilnya masuk jurang atau kendaraannya terbalik di jalan," jelasnya.
"Kalau memang kendaraan yang lama tidak laik jalan, lalu kemana larinya anggaran perawatan mobil yang lama? Saya peringatkan! Hati-hati Bawaslu dalam menyampaikan keterangan. Masyarakat bisa menduga-duga, jangan-jangan uang perawatan mobil yang lama dikorupsi. Produsen mobil juga bisa marah karena mobil lama anggota Bawaslu yang mereka produksi dianggap berkualitas ecek-ecek," tambahnya. (Tribunnews.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News