Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menargetkan realisasi investasi sebesar US$ 5 miliar pada tahun 2025.
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai, target tersebut kemungkinan besar bersumber dari dana internal, khususnya dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Hal ini sejalan dengan langkah Danantara yang telah menjalin kemitraan strategis dengan seluruh BUMN di Indonesia.
Baca Juga: Danantara Kantongi Dividen BUMN Rp 120 Triliun Buat Modal Investasi
“Saya perkirakan modal awal itu berasal dari dividen BUMN. Perlu waktu bagi Danantara untuk bisa menarik investor asing,” ujar Wijayanto kepada Kontan.co.id, Selasa (3/6).
Ia menambahkan, sejumlah komitmen dari mitra luar negeri yang telah dijalin Danantara merupakan langkah awal yang menjanjikan bagi lembaga pengelola investasi ini.
Apalagi Danantara dibentuk atas inisiatif pemikiran ekonom senior Soemitro Djojohadikoesoemo, ayah dari Presiden Prabowo Subianto.
Namun demikian, ia menegaskan, dibutuhkan kerja keras agar komitmen investasi asing tersebut benar-benar terealisasi.
“Kalau dana US$ 5 miliar itu benar-benar berasal dari investor asing, saya acungi empat jempol untuk Danantara,” imbuhnya.
Wijayanto juga menyebut bahwa bagi lembaga sovereign wealth fund (SWF), dana sebesar US$ 5 miliar tergolong relatif kecil. Oleh karena itu, sektor investasi yang dipilih harus sangat selektif dan strategis.
“Bagi SWF, dana sebesar itu masih tergolong mini. Pilihan sektor investasinya akan terbatas. Saya yakin hilirisasi akan menjadi prioritas utama,” jelasnya.
Baca Juga: Dipicu MBG dan Danantara, OECD Proyeksi Defisit Anggaran 2025 Naik ke Level 2,8%
Sebelumnya, Managing Director Finance Danantara, Arief Budiman mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan investasi senilai US$ 5 miliar dapat terealisasi dalam kurun enam hingga sembilan bulan terakhir tahun 2025.
Arief menyebutkan ada delapan sektor utama yang menjadi fokus investasi Danantara, yakni mineral, energi terbarukan, infrastruktur digital, kesehatan, layanan keuangan, infrastruktur utilitas, kawasan industri, dan ketahanan pangan.
“Saat ini kami melihat bahwa pada tahun 2025 diharapkan bisa terealisasi investasi sekitar US$ 5 miliar dalam enam sampai sembilan bulan ke depan,” ujar Arief dalam acara Sumitronomics, di Jakarta, Selasa (3/6).
Selanjutnya: GOTO Pasang Target Adjusted EBITDA Rp 1,6 Triliun, Cek Rekomendasi Analis
Menarik Dibaca: Desain Kamar Tidur Tradisional: Perpaduan Klasik dan Modern untuk Rumah Idaman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News