Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana melakukan peleburan pada 7 perusahaan konstruksi pelat merah dan mengintegrasikannya menjadi satu Holding BUMN Karya. Tujuannya, untuk meningkatkan daya saig dan efisiensi Perusahaan.
Menanggapi hal itu, Pengamat BUMN sekaligus Akademisi Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menilai Upaya tersebut bakal berkontribusi positif dengan kinerja perusahaan.
Toto juga sepakat bila wacana pembentukan holding BUMN Karya dapat meningkatkan daya saing. Pasalnya, 7 perusahaan konstruksi itu akan memiliki market yang lebih besar.
“Dengan model holding ,maka segmentasi pekerjaan bisa di atur sehingga duplikasi segmen market bisa dihindari,” tuturnya kepada Kontan, Jumat (12/7).
Baca Juga: PUPR Belum Terima Surat Ihwal Holding BUMN Karya
Selain itu, pembentukan holding BUMN Karya juga dipercaya bakal meneken biaya operasional menjadi lebih efisien. Serta holding akan lebih mudah pula mengatur alokasi sumber pendanaan sehingga bakal berdampak signifikan pada daya saing masing-masing anggota.
Toto juga menekankan, pembentukan holding BUMN Karya menjadi alternatif terbaik dalam menjaga stabilitas keuangan perusahaan. Terlebih, Sebagian BUMN Karya itu merupakan perusahaan yang memerlukan akuntabilitas tinggi.
“Saat ini harus diakui posisi BUMN Karya yang masing-masing masih stand alone membuat daya saing mereka relatif lemah. Karena tidak ada fungsi integrator untuk menciptakan sinergi. Apalagi, sebagian BUMN Karya ini adalah perusahaan Tbk. aspek transparansi dan akuntabilitas,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir bilang pihaknya sudah mengirimkan surat ke Menteri PUPR soal pembentukan holding BUMN Karya.
“Saya sudah kirim surat ke Menteri PUPR sudah di tinjau lebih dalam Menteri Keuangan,” ucapnya saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (10/7) malam.
Erick bilang pihaknya sedang menunggu kelanjutannya dari Kementerian PUPR. Dia pun masih belum bisa memastikan kapan Holding BUMN Karya ini bakal rampung.
Menurut Erick, kebijakan pembentukan Holding BUMN Karya tidak berada di bawah kementerian BUMN. Namun Erick berharap proses peleburan akan tuntas lebih cepat.
“Makin cepat semakin baik, seperti juga penutupan perusahaan-perusahaan BUMN. Kalau bisa jangan terlalu lama, kalau sudah sakit harus tutup segera,” tegasnya.
Adapun tujuh BUMN Karya yang akan dilebur ialah PT Hutama Karya, PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Brantas Abipraya dan PT Nindya Karya.
Rencananya, ADHI masih akan menjadi induk holding bagi Brantas dan Nindya. Sementara itu, WSKT bakal bergabung ke Hutama Karya dan PTPP bakal bersatu dengan WIKA.
Baca Juga: Soal Merger BUMN Karya, Adhi Karya Tengah Susun Kajian Bersama Perusahaan Lainnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News