Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pengamat Kebijakan Publik Universitas Indonesia (UI), Agus Pambagio, mengatakan, monorel milik PT Jakarta Monorail (JM) tidak layak sebagai salah satu moda transportasi publik. Penumpang monorel diprediksi tidak akan mencapai target.
"Sebenarnya, kalau lihat rute monorel itu, cuma dipakai pas pagi-pagi bekerja, makan siang, dan pulang. Enggak bakal sampai 200.000 penumpang per harinya, mending naik KRL," kata Agus, kepada Kompas.com, di Jakarta, Jumat (7/3/2014).
Menurutnya, moda transportasi monorel ini hanya sebagai people mover, atau yang berarti hanya membawa penumpang dari satu tempat ke tempat lain yang jaraknya tidak terlalu jauh. Agus mengingatkan jangan sampai Pemprov DKI ikut membiayai pembangunan monorel.
Belajar dari pengalaman, monorel di Sidney, Australia, mengalami kerugian dan akhirnya ditutup. Kemudian, di Malaysia, monorel terpaksa diambil alih oleh pemerintah setempat. Ia menduga, PT JM akan meminta bantuan ke Pemprov DKI Jakarta agar operasionalnya tidak merugi. Teknisnya ialah dengan meminta subsidi tiket atau bantuan bila jumlah target penumpang tidak tercapai.
Pada Rabu (5/3/2014) lalu, PT JM mengajukan business plankepada Pemprov DKI Jakarta. Business plan itu seperti penghitungan tarif tiket dan demand penumpang yang akan menggunakan moda tersebut. Penghitungan itu dilakukan konsultan lalu lintas yang dipakai oleh Pemprov DKI Jakarta.
Pihak PT JM memperkirakan jumlah penumpang monorel pada 2016 antara 150.000-200.000 per harinya, dengan tarif tiket penumpang sekitar Rp 5.500. Angka ini akan disesuaikan dengan inflasi pada 2017. Sebab, ia memperkirakan, pada tahun itu, monorel selesai dibangun.
Pada green line (jalur hijau), satu kereta terdapat empat gerbong dan blue line (jalur biru) terdapat satu kereta dengan delapan gerbong. Setiap gerbongnya mampu menampung penumpang mencapai 198-200 orang.
Jalur monorel milik PT JM ini memiliki 28 stasiun dan dua dipo. Pada tahap pertama, tujuh kereta dengan masing-masing empat gerbong akan melintasi jalur hijau. Di jalur biru akan dioperasikan sebanyak enam kereta dengan masing-masing enam gerbong. Adapun total investasi pembangunan dua rute monorel ialah Rp 15 triliun.
"Buktikan ke warga Jakarta, kalau Anda (PT JM) punya uang Rp 15 triliun, perbaiki pelunasan utang, dan kasih tahu PT JM dapatsupport dari investasi mana saja," kata Agus.
Sekadar informasi, PT JM menggunakan konsep yang telah dikaji sejak lima tahun lalu. Rute jalur hijau mencakup jalur Semanggi-Casablanca-Kuningan-Sudirman-Karet-Semanggi, semantara rute jalur biru mulai dari Kampung Melayu-Casablanca-Karet-Tanah Abang-Roxi-Mall Taman Anggrek. (Kurnia Sari Aziza)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News