Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Meski demikian, lima sektor usaha lainnya tercatat masih minus di sepanjang semester I 2021. Pertama, sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar Rp 77,79 triliun, minus 3,9% yoy.
“Jasa keuangan tertekan sebagaimana tren pengeluaran dana pihak ketiga, yang tabungannya meningkat di bank. Ke depan pemerintah terus mendorong orang-orang kaya lebih consume meskipun faktor trust (pandemi) lebih akan dilihat,” ujar Yon.
Kedua, konstruksi dan real estat sebesar Rp 27,03 triliun, kontraksi 16% yoy. Penyebabnya karena peningkatan realisasi restitusi khususnya restitusi pajak pertambahan nilai (PPN) oleh para pengusaha di sektor itu.
Baca Juga: Faisal Basri minta pemerintah tarik pajak tanpa pandang bulu
Ketiga, transportasi dan pergudangan sebesar Rp 23,46 triliun, minus 1,1% yoy. Keempat, jasa perusahaan sebesar Rp 18,81 triliun, minus 4,2% yoy. Keduanya minus, karena aktivitas ekonomi belum sepenuhnya membaik, meskipun kontraksinya lebih kecil daripada periode sama tahu lalu.
Keempat, pertambangan sebesar Rp 19,48 triliun, minus 8,1% yoy. Meskipun kontraksi, tapi sebetulnya lebih baik dari realisasi semester I-2020 yang minus 36,4% yoy. Ke depan, kinerja sektor pertambangan diharapkan membaik karena adanya tren peningkatan harga komoditas.
Selanjutnya: KPPU denda Garuda Indonesia Rp 1 miliar soal pemilihan mitra penjualan tiket umrah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News