Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto
Sri Mulyani mengatakan, penurunan penerimaan dari PPh Badan paling terasa pada sektor-sektor yang berkaitan dengan komoditas dan industri manufaktur.
Sektor komoditas terpukul karena tren pelemahan harga secara global, sedangkan manufaktur terdampak kebijakan percepatan restitusi.
“Padahal dua sektor itu paling besar dalam perekonomian kita. Ini yang menyebabkan seluruh penerimaan terpengaruh,” lanjutnya.
Baca Juga: Penerimaan masih lemah, defisit APBN mencapai 183,7 triliun hingga Juli
Ia juga mengaku waspada dengan kinerja penerimaan PPN DN dan PPN Impor yang mengalami kontraksi hingga Juli lalu. Di luar faktor restitusi, Sri Mulyani mengakui tertekannya penerimaan kedua jenis pajak ini menjadi tanda waspada terhadap denyut perekonomian negara secara keseluruhan.
Ini ditunjukkan oleh kinerja penerimaan PPN DN yang tanpa restitusi pun (bruto) masih tumbuh lebih lemah yaitu 4,8% dibandingkan tahun lalu 8,1%.
“Jadi dalam hal ini kita lihat seluruh sektor perekonomian kita, terutama yang berbasis komoditas dan manufaktur berorientasi ekspor tertekan, terlihat dari penerimaan pajaknya mengalami tantangan,” kata Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News