kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Penerimaan negara dari migas terancam merosot


Kamis, 18 Juni 2015 / 18:49 WIB
Penerimaan negara dari migas terancam merosot


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Produksi minyak dan gas terancam tidak mencapai target. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memprediksi target investasi migas tidak tercapai.

SKK Migas menyatakan dari hasil revisi kasar yang sudah diterima, investasi hulu migas hasil revisi turun 15% dari sebelumnya yang ditargetkan US$ 22 miliar. Pasalnya, investasi migas tahun ini kemungkinan hanya US$ 19 miliar.

Kondisi ini menyebabkan kontraktor migas memangkas target produksi minyak 2015. Jika semula mereka menargetkan 850.000 barel per hari (bph), turun menjadi 825.000 bph. Tidak hanya minyak, produksi gas pun direvisi dari 6.600 mmscfd menjadi 6,400 mmscfd.

Berdasarkan data terakhir Kementerian Keuangan (Kemkeu), realisasi lifting minyak hingga 15 Mei 2015 adalah 742.000 bph. Nilai ini masih cukup jauh dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 yang sebesar 825.000 bph.

Potensi lifting minyak yang tidak tercapai ini bakal berpengaruh terhadap penerimaan negara hingga akhir tahun. Melihat potensi dampak perubahan asumsi lifting minyak terhadap APBNP dalam nota keuangan RAPBNP 2015, apabila lifting minyak turun 10.000 bph maka defisit anggaran akan naik Rp 1,5 triliun-Rp 1,8 triliun.

Kondisi ini sebagai akibat penerimaan negara yang anjlok hingga Rp 2,3 triliun. Bila menarik realisasi lifting minyak 742.000 bph, berarti lifting kurang 83.000 bph. Apabila kekurangan 83.000 bph, defisit anggaran naik sekitar Rp 12,45 triliun-Rp 14,94 triliun.

Menanggapi hal ini, Kemkeu sendiri mengaku masih optimis lifting minyak bisa mencapai 825.000 bph. Dirjen Anggaran Kemkeu Askolani mengatakan dirinya pada bulan lalu melihat kesiapan Blok Cepu.

Realisasi lifting-nya bisa mulai dioptimalkan pada tahun ini. "Sehingga akan membantu pencapaian target lifting di APBNP. Perkiraan pencapaiannya masih on track," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (17/6).

Blok Cepu yang berlokas di Banyu Urip, Jawa Timur rencananya akan memproduksi 205.000 bph pada Oktober 2015, naik dari rencana produksi sebelumnya 165.000 bph. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sebelumnya menjelaskan target lifting minyak 825.000 bph akan tercapai setelah Blok Cepu berproduksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×