kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) andalkan pos penerimaan dari kementerian/lembaga


Minggu, 22 Desember 2019 / 16:59 WIB
Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) andalkan pos penerimaan dari kementerian/lembaga
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Dirjen Anggaran bahas PNBP.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

Kemenkeu mencatat perkembangan asumsi dasar ekonomi makro dilihat dari sisi harga minyak mentah Indonesia berdasarkan data per 16 Desember 2019 sebesar US$ 63,1 per barel, lebih rendah daripada outlook APBN sebesar US$ 70 per barel. 

Selanjutnya, lifting minyak mentah Indonesia hanya mencapai 755.000 barel per hari atau masih minim bila dibandingkan target APBN di 775.000 barel per hari. Kemudian, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat di level Rp 14.197 per dolar AS, sementara outlook 2019 senilai Rp 15.000 per dolar AS.

Sementara itu, realisasi PNBP dari sisi sektor migas pada November 2019 hanya menyumbang Rp 8,52 triliun. Sedangkan sepanjang Januari-November 2019 mencatat sebesar Rp 109,02 triliun atau baru 68,24% dari target akhir tahun senilai Rp 159,77 triliun.

“Namun, secara umum InsyaAllah tercapai, bahkan kalau melihat realisasi PNBP ke seluruhan per hari ini sudah mendekati target Rp 378 triliun. Mudah-mudahan bisa terlampaui. Makanya sekarang kami monitoring harian atas setoran-setoran PNBP,” kata Kurnia kepada Kontan.co.id, Jumat (20/12).

Otoritas memastikan akan terus mengawasi pos-pos PNPB lainya dengan menggunakan Sistem Informasi PNBP Online (Simponi). Sehingga realisasi PNBP harian per jenis transaksi bisa dimonitor serta dicek mana yang belum masuk.

Baca Juga: Pemerintah ubah Jenis dan tarif royalti tambang, ESDM: untuk dorong hilirisasi

Di sisi lain, Kepala Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto mengatakan pesimistis target PNBP bisa dipenuhi 100% hingga tutup buku 2019, karena kalau stimulus PNBP dari dividen BUMN, rasanya berat karena kinerja BUMN di luar sektor perbankan masih tertekan. 

“Yang memungkinkan, divident payout ratio untuk BUMN non-perbankan bisa diperbesar supaya bisa menambah PNBP. Tidak ada cara lain,” kata Ryan kepada Kontan.co.id, Jumat (20/12).

Sementara dari sisi sektor migas masih sulit tercapai lantaran harga minyak akan berada lebih rendah dari pencapaian November 2019. Sepanjang Desember 2019, Ryan memprediksi harga minyak jenis brent berkutat di rentang US$ 60-US$ 65 per barel dengan rata-rata sebesar US$ 62,5 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×