kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penerimaan Moncer, Kemenkeu Bakal Kurangi Penarikan Utang Tahun Ini


Selasa, 23 Mei 2023 / 11:14 WIB
Penerimaan Moncer, Kemenkeu Bakal Kurangi Penarikan Utang Tahun Ini
ILUSTRASI. Kementerian Keuangan berencana akan mengurangi penerbitan surat berharga negara (SBN) pada tahun ini. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana akan mengurangi penerbitan surat berharga negara (SBN) pada tahun ini. Pengurangan ini dilakukan sejalan dengan penerimaan negara yang cukup baik di awal tahun 2023.

“Kita mengantisipasi dalam hal ini, dengan penerimaan yang cukup besar maka dari sisi penerbitan SBN nanti bisa dilakukan penurunan penerbitan,” tutur Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KITA, Senin (22/5).

Untuk diketahui, hingga April 2023, penerimaan negara telah mencapai Rp 1.000,5 triliun atau sebesar 40,6% dari target yang ada dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Nilai tersebut meningkat 17,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: BI Catat Utang Luar Negeri Naik pada Kuartal I, Ini Rinciannya

Menurut Sri Mulyani, dari pendapatan yang telah diperoleh negara tersebut, pemerintah optimistis akan mengurangi penerbitan surat utang negara.  

Kemenkeu telah menarik utang baru sebesar Rp 243,9 triliun hingga akhir April 2023. Realisasi tersebut meningkat 56% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Realisasi tersebut juga setara dengan 35% dari target yang ada dalam APBN.

Mayoritas pembiayaan utang berasal dari penerbitan SBN neto sebesar Rp 240 triliun atau 33,7% dari target, sedangkan sisamya  berasal dari pinjaman neto Rp 3,9 triliun atau 23,25 dari target.  

Baca Juga: Kemenkeu Sudah Tarik Utang Rp 224,8 Triliun hingga Maret 2023

Sri Mulyani mengatakan, kenaikan pembiayaan utang tersebut tak lepas dari strategi pemerintah untuk melakukan front loading pembiayaan. Yakni agresif menarik utang di awal tahun saat suku bunga pinjaman belum terlalu tinggi.

“(Pembiayaan utang) meningkat dari tahun lalu terutama mengantisipasi dari kenaikan suku bunga The Fed maupun suku bunga dalam negeri,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×