Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) terus menurun dalam tiga bulan terakhir.
Berdasarkan catatan Kontan dari laman resmi Bank Indonesia (BI), penerbitan SRBI mencapai Rp 167,492 triliun. Nilai tersebut tercatat turun hampir setengahnya atau sebesar 47,59% pada Agustus 2024 yang mencapai Rp 79,711 triliun.
Sementara itu pada September atau hingga 6 September 2024 penerbitan SRBI baru mencapai Rp 10 triliun.
Baca Juga: Pasar Obligasi Indonesia Diproyeksikan Memberikan Imbal Hasil Positif di 2024-2025
Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalia Situmorang menilai, berkurangnya penerbitan SRBI ini tidak akan mempengaruhi turunnya suku bunga Surat Berharga Negara (SBN).
Akan tetapi, suku bunga SBN memang diperkirakan akan menurun sejalan dengan perkiraan BI-rate yang juga akan turun ke depannya.
Sebagaimana diketahui, suku bunga SBN 10 tahun diproyeksikan mencapai 6,9% hingga 7,1% pada akhir tahun ini. Proyeksi suku bunga SBN ini lebih tinggi dari asumsi dalam APBN 2024 yang sebesar 6,7%. Peningkatan ini dipengaruhi dinamika pasar keuangan global dan likuiditas pasar domestik ke depan.
Sementara itu, suku bunga SBN bertenor 10 tahun ditargetkan mencapai 7,0% dalam RAPBN 2025.
Sedangkan suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan per tanggal 12 Juli 2024 tercatat masing-masing pada level 7,30%, 7,39%, dan 7,43%.
Baca Juga: Dana Asing Masuk, Cadangan Devisa Diperkirakan Capai US$ 155 Miliar di Akhir 2024
“Kami melihat, untuk perkembangan SBN dan SRBI masih cenderung berdekatan dengan tingkat BI-rate ya, dan panduan APBN 2025 obligasi pemerintah 10 tahun di 7%, perkiraan di 6,5% - 7%, mengingat pemerintah cenderung akan menjaga spread SBN, SRBI dgn BI Rate dan US treasury 10 tahun,” tutur Ana kepada Kontan, Rabu (11/9).
Ana menyebut, penerbitan SRBI sifatnya derivatif dari penerbitan obligasi pemerintah yang digunakan oleh BI. Tujuan penerbitan SRBI dengan imbal hasil yang menarik adalah untuk menarik aliran modal asing masuk ke pasar keuangan dalam negeri (inflow) dan juga likuiditas. Selain itu, tujuannya juga masih pada penguatan nilai tukar rupiah.
Untuk diketahui, porsi kepemilikan asing di SBN dan SRBI mencapai 41,97% pada Agustus 2024.
Baca Juga: Cadangan Devisa Diperkirakan Tembus US$ 155 Miliar pada Akhir 2024
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, porsi kepemilikan asing pada SBN tercatat sebesar Rp 837,34 triliun, atau setara 14,4% dari total penerbitan SBN mencapai Rp 5.844,67 triliun, pada 20 Agustus 2024.
Sementara itu, porsi kepemilikan asing di SRBI mencapai 27,57% pada 22 Agustus 2025. Sehingga bila di total, kepemilikan asing pada SBN dan SRBI mencapai mencapai 41,97%.
Selanjutnya: Ekonom Kritik Usulan Revisi Anggaran Pendidikan 20% APBN
Menarik Dibaca: Resep Ayam Betutu Komplit Dilengkapi Sambal Matah dan Terasi yang Maknyus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News