kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Penerbitan SBN akan berkurang, ini kata ekonom Bank Mandiri


Selasa, 13 Juli 2021 / 18:22 WIB
Penerbitan SBN akan berkurang, ini kata ekonom Bank Mandiri
ILUSTRASI. Penerbitan SBN akan berkurang, ini kata ekonom Bank Mandiri


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman mengatakan, tahun ini akan ada penyesuaian pembiayaan utang yang lebih rendah dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan yang efisien, antara lain pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan  pinjaman program untuk mendukung penanganan dampak Covid-19. 

Lebih lanjut, Luky bilang, hal tersebut akan mengubah proyeksi surat utang pemerintah. Setali tiga uang, outlook penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto tahun ini diturunkan dari Rp 1.207 menjadi Rp 924 triliun. 

Dengan realisasi SBN neto sepanjang semester I 2021 sebesar Rp 464 triliun, maka sisa penerbitan surat utang pada semester II 2021 yakni Rp 460 triliun. 

Baca Juga: Pemerintah akan kurangi porsi utang, penerbitan SBN dipangkas

“Penurunan penerbitan SBN tersebut utamanya akan dipergunakan untuk mengurangi penerbitan melalui lelang SBN. Adapun penerbitan SBN ritel tetap akan dioptimalkan untuk meningkatkan partisipasi investor domestik dalam pembiayaan pembangunan,” kata Luky kepada Kontan.co.id, Selasa (13/7). 

Ekomom Bank Mandiri, Faisal Rachman, mengatakan pemulihan ekonomi tahun ini sebetulnya cenderung lebih cepat dari perkiraan beberapa indikator ekonomi di semester I 2021. Sehingga pemerintah mengurangi kebutuhan untuk pembiayaan pada anggaran 2021.  

Selain itu, di periode semester II-2021 ini akan terbantu dari adanya strategi front loading penerbitan SBN di awal tahun selama penggunaanya optimal, efektif, dan tepat sasaran. 

Baca Juga: Mau Kerek Modal Lewat Rights Issue dan Obligasi, Simak Rekomendasi Saham BBNI

Namun demikian, Faisal mengatakan naiknya kasus harian Covid-19 yang berujung pada penerapan PPKM Darurat di awal semester II 2021 kemungkinan akan mengganggu proses pemulihan Indonesia ke depannya. 

“Sebaiknya pemerintah jangan terburu-buru karena ruang penurunan (pembiayaan utang) tersebut masih bisa digunakan. Selain strategi realokasi dan refokusing anggaran serta pemanfaatan SAL di tengah ketidakpastian terkait gelombang pandemi saat ini,” kata Faisal kepada Kontan.co.id, Selasa (13/7). 

Baca Juga: Jumlah penawaran pada lelang SUN besok diperkirakan menyentuh Rp 60 triliun

Lebih lanjut, Faisal mengatakan risiko penerbitan SBN di semester II-2021 kemungkinan dapat berasal dari nilai tukar yang cenderung melemah dalam jangka pendek. Gelombang pandemi yang saat ini terjadi bersamaan dengan PPKM Darurat akan mengurangi appetite investor untuk berinvestasi di tengah pemulihan ekonomi Indonesia. 

Dari sisi global, isu normalisasi kebijakan The Fed juga harus diawasi karena dapat menimbulkan potensi outflow. “Saya cukup optimis Indonesia masih cukup attractive untuk investor karena jika pemerintah berhasil mengatasi gelombang pandemi yang saat ini terjadi, peluang Indonesia untuk tumbuh cukup cepat masih terbuka lebar,” kata dia. 

Selanjutnya: BI sudah gelontorkan Rp 120,8 triliun untuk membeli SBN sepanjang semester I 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×