Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman mengatakan, tahun ini akan ada penyesuaian pembiayaan utang yang lebih rendah dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan yang efisien, antara lain pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan pinjaman program untuk mendukung penanganan dampak Covid-19.
Lebih lanjut, Luky bilang, hal tersebut akan mengubah proyeksi surat utang pemerintah. Setali tiga uang, outlook penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto tahun ini diturunkan dari Rp 1.207 menjadi Rp 924 triliun.
Dengan realisasi SBN neto sepanjang semester I 2021 sebesar Rp 464 triliun, maka sisa penerbitan surat utang pada semester II 2021 yakni Rp 460 triliun.
Baca Juga: Pemerintah akan kurangi porsi utang, penerbitan SBN dipangkas
“Penurunan penerbitan SBN tersebut utamanya akan dipergunakan untuk mengurangi penerbitan melalui lelang SBN. Adapun penerbitan SBN ritel tetap akan dioptimalkan untuk meningkatkan partisipasi investor domestik dalam pembiayaan pembangunan,” kata Luky kepada Kontan.co.id, Selasa (13/7).
Ekomom Bank Mandiri, Faisal Rachman, mengatakan pemulihan ekonomi tahun ini sebetulnya cenderung lebih cepat dari perkiraan beberapa indikator ekonomi di semester I 2021. Sehingga pemerintah mengurangi kebutuhan untuk pembiayaan pada anggaran 2021.
Selain itu, di periode semester II-2021 ini akan terbantu dari adanya strategi front loading penerbitan SBN di awal tahun selama penggunaanya optimal, efektif, dan tepat sasaran.
Baca Juga: Mau Kerek Modal Lewat Rights Issue dan Obligasi, Simak Rekomendasi Saham BBNI