Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Garuda Indonesia membantah ada sabotase ataupun unsur kesengajaan saat terjadi gangguan sistem penerbangan beberapa waktu lalu. Direktur Strategis dan Teknologi Informasi Garuda Elisa Lumbantoruan mengatakan, penyebab gangguan penerbangan itu merupakan kombinasi kesalahan manusia dan masalah teknis.
Gangguan teknis itu berupa ketidaksinkronan antara sistem yang diduga disebabkan oleh virus, worm dan spam. Ini lantaran Garuda belum mempunyai sistem pedeteksi dini. Alhasil, Elisa bilang serangan tersebut membuat kerja program menjadi berat.
Karena itu, ke depannya, Elisa berjanji akan mendesain sistem yang mempunyai pencadangan penuh. Maskapai penerbangan negara itu juga akan melakukan pengembangan kompetensi sumber daya manusia.
Elisa menduga nilai kerugian yang harus ditanggung Garuda mencapai sekitar Rp 1,6 miliar akibat terganggunya implementasi Integrated Operation Control System (IOCS) itu. "Kerugian ini untuk seluruhnya baik hotel, akomodasi, transportasi dan penggantian tiket dua kali lipat," katanya sebelum rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (30/11).
Garuda juga tidak akan menjatuhkan sanksi bagi pihak yang terlibat dalam gangguan ini. Sebab, Elisa beralasan, teknisi yang terlibat sangat langka. "Alternatifnya, kami akan lakukan mutasi," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News