Reporter: Adi Wikanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Direksi PT Garuda Indonesia kena batunya. Anggota Komisi V DPR mencecar para direksi Garuda akibat gangguan sistem operasional pada 19 November lalu. Mereka meminta direksi bertanggung jawab.
Asal tahu saja, gangguan sistem operasional Garuda telah mengakibatkan kacaunya jadwal penerbangan selama tiga hari. Banyak penumpang yang terlantar akibat kerusakan sistem tersebut.
Anggota Komisi V DPR Yudi Widiana Adiana menilai, kerusakan tersebut telah mencoreng nama Garuda dan Indonesia. Dia mengatakan seharusnya kejadian tersebut tidak terjadi apabila Garuda mempunyai sistem cadangan sebagai langkah antisipasi.
Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Demokrat Michael Wattimena menambahkan, kejadian itu telah merugikan banyak konsumen. Ia mengaku turut menjadi korban gangguan tersebut. "Rencana kami bersama pimpinan Partai Demokrat ke Balikpapan gagal," ujar Michael dalam rapat kerja dengan Garuda, Kamis (25/11).
Direksi Garuda beralasan, gangguan itu karena masalah teknis. "Ada kesalahan teknis yang membuat sistem operasional garuda tidak berjalan normal," kata Direktur Pengembangan dan IT Garuda Elisa Lumbantoruan,
Elisa menjelaskan, sejak tahun lalu, Garuda menggunakan sistem baru, yakni Integrated Operasional Crew Systems (IOCS). Namun, sekitar pukul 10.00 WIB, sistem tersebut rusak. Hal ini mengakibatkan data tidak sinkron dan tidak dapat diakses selama empat jam. Secara otomatis, pergerakan jadwal awak pesawat dan pesawat pun tidak tercatat sehingga operasional menjadi kacau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News