kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Penerapan Core Tax System Dinilai Mampu Meningkatkan Penerimaan Pajak


Jumat, 12 April 2024 / 12:58 WIB
Penerapan Core Tax System Dinilai Mampu Meningkatkan Penerimaan Pajak
ILUSTRASI. Penerapan core tax system diperkirakan mampu meningkatkan penerimaan pajak.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersiap mengimplementasikan Core Tax Administration System (CTAS) mulai 1 Juli 2024 mendatang. CTAS bakal menggantikan sistem lama yakni Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP).

Pengamat sekaligus Direktur Eksekutif Pratama-Kreston Tax Research Institute Prianto Budi Saptono menilai, penerapan CTAS utamanya bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pajak negara. Selain itu, sistem baru tersebut juga dapat mengurangi beban kerja di DJP dan meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak (WP).

Prianto menyebutkan, untuk memberikan manfaat optimal bagi penerimaan negara, CTAS tidak dapat berdiri sendiri dan membutuhkan dukungan dari sistem institusi lain.

"Bentuknya berupa interoperabilitas (interoperability), yang berfungsi untuk mendukung penerapan data matching sesuai model CRM (Compliance Risk Management). Rujukan utama dari data matching tersebut adalah Pasal 35A UUKUP," kata Prianto kepada Kontan, beberapa waktu lalu.

Prianto menjelaskan, fungsi interoperabilitas dari CTAS memungkinkan DJP melakukan perbandingan data yang dilaporkan oleh WP dengan data yang dipasok dari ILAP (Instansi Pemerintah, Lembaga, Asosiasi, dan Pihak Lainnya). Sehingga pada gilirannya, CTAS dapat mengerek penerimaan negara melalui peningkatan kepatuhan pajak sesuai model CRM di atas.

"Pengawasan kepatuhan pajak akan lebih intensif karena disokong oleh teknologi informasi berbasis Big Data Analytics," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kemenkeu, Dwi Astuti mengatakan, target pajak pada APBN 2024 disusun berdasarkan asumsi bahwa pada pertengahan tahun 2024 CTAS akan diimplementasikan dalam rangka perbaikan layanan, pengelolaan data berbasis risiko, serta tindak lanjut interoperabilitas data dari pihak ketiga.

Sejalan dengan hal tersebut, DJP telah menetapkan target kepatuhan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Tahunan pada tahun 2024 sebesar 83,22% dari Wajib Pajak. 

"Dengan implementasi Core Tax System, diharapkan target kepatuhan tersebut dapat dilampaui," kata Dwi kepada Kontan, Kamis (4/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×