kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemprov DKI minta JICA sediakan tim ahli MRT


Senin, 18 Februari 2013 / 13:26 WIB
Pemprov DKI minta JICA sediakan tim ahli MRT
ILUSTRASI. Saham sektor barang konsumsi dan properti jadi buruan saat ekonomi pulih lagi. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.


Reporter: Fahriyadi |

JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meminta Japan International Cooperation Agency (JICA) selaku pemberi pinjaman dana proyek Mass Rapid Transit (MRT) untuk menyediakan tim ahli. Tim ahli itu akan bekerja dalam proses konstruksi dan manajemen pengelolaan proyek tersebut.

"Bantuan yang kami minta tidak hanya sebatas menyediakan konsultan tapi juga pengerahan tim ahli dan manajemen untuk proyek MRT Jakarta," ujar Sutanto Soehodho, Deputi Gubernur bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Pemprov DKI, Senin (18/2).

Menurut Sutanto, DKI membutuhkan tim ahli tersebut karena ini merupakan pengalaman pertama DKI membangun MRT. "PT MRT Jakarta juga tak punya pengalaman lama sekali membangun atau terlibat dalam manajemen pengelolaan MRT sebelumnya sehingga peran tenaga ahli ini sangat penting," jelasnya. Sedangkan secara finansial, JICA akan meminjamkan Rp 15 triliun untuk proyek MRT.

Lebih jauh, Sutanto menyebut JICA dan Pemprov DKI juga sudah berkomitmen untuk menyelesaikan proyek MRT rute Selatan (Lebak Bulus-Bundaran HI) dan Utara (Bundaran HI-Kampung Bandan). Setelah rute Selatan-Utara terhubung, keduanya akan berencana membangun rute MRT dari Barat ke Timur.

Permintaan Pemprov itu diamini oleh Chief Representative JICA, Kohara Motofumi. Ia menyatakan bahwa JICA dan Pemprov DKI sepakat untuk melanjutkan pembahasan tentang keberlanjutan dan komitmen pembangunan MRT.

Menurut Kohara beberapa hal yang dibahas adalah soal teknis pembangunan dan sistem manajamennya. "Pemprov DKI meminta kepada kami untuk terlibat sebagai jasa konsultan dan manajemen MRT. Hal ini karena di Indonesia selama ini belum memahami manajemen MRT," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×