kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini pilihan Jokowi mengurai kemacetan Jakarta


Selasa, 29 Januari 2013 / 16:59 WIB
Ini pilihan Jokowi mengurai kemacetan Jakarta
ILUSTRASI. Sri Mulyani jelaskan pentingnya pembangunan infrastruktur untuk pemulihan ekonomi


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyebutkan, ada tiga alternatif cara menyelesaikan kemacetan di Jakarta yang akan menjadi pilihan dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi.

Alternatif tersebut adalah; Pertama, mengoptimalkan kinerja Trans Jakarta, baik melakukan optimalisasi layanan yang selama ini ada, maupun menambah jalur dan bus yang ada.

Kedua, optimalisasi kereta api Jabodetabek. Ketiga, mengintegrasikan sarana transportasi yang ada (Trans Jakarta dan kereta api) dengan angkutan kota.

Cara ini, kata Bambang, memang sedang diusahakan oleh Jokowi untuk mengintegrasikan angkot-angkot yang ada dengan Trans Jakarta dan kereta api.

"Tidak ada pilihan lain dari ketiga alternatif moda transportasi itu," kata Bambang saat peluncuran buku "Transportasi dan Investasi" di Gramedia Grand Indonesia Jakarta, Selasa (29/1/2013).

Menurut Bambang, ketiga alternatif moda transportasi itu diharapkan bisa menekan kemacetan Jakarta, khususnya ketersediaan transportasi umum. Cara ini bisa dilakukan untuk jangka pendek.

Sementara proyek Mass Rapid Transport (MRT) ataupun monorel, Bambang menilai dua alternatif moda transportasi ini akan memiliki jangka waktu pembangunan proyek cukup lama.

"Jadi ini bukan masalah andal atau tidak (untuk proyek MRT dan monorel), sebab dua moda ini perlu waktu lama untuk membangun. Memang kita akan menuju ke sana. Tapi untuk jangka pendek, pemerintah daerah atau kota hanya memiliki tiga opsi. Ini adalah solusi terbaik sebelum MRT atau monorel ada," tambahnya.

Di sisi lain, pemerintah juga akan membangun rel layang. Proyek ini sedang direncanakan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero tahun ini. Harapannya, proyek ini akan bisa direalisasikan dalam dua tahun mendatang.

"Itupun kalau tak melakukan pembebasan lahan. Soalnya masih ada wacana pembangunan rel layang ini di atas rel KAI yang ada, jadi tidak perlu pembebasan lahan," tambahnya. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×