Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada bulan Desember 2023.
Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi M2 pada akhir tahun lalu sebesar Rp 8.824,7 triliun.
Kendati demikian, angka tersebut hanya meningkat 2,9% mom dari bulan November 2022 dan naik 3,5% yoy bila dibandingkan dengan akhir tahun 2022.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, peningkatan uang beredar yang di bawah 5% tersebut menunjukkan efek jelang pemilihan umum (pemilu) dan belanja pemerintah yang tak besar.
Baca Juga: Likuiditas Perekonomian Pada Akhir 2023 Meningkat, Ini Pendorongnya
“Kelihatannya belum begitu kuat efek pemilu dan belanja pemerintah. belum signifikan,” kata David kepada Kontan.co.id, Senin (22/1).
Meski demikian, David optimistis kalau pada awal tahun 2024, pertumbuhan uang beredar akan meningkat. “Awal tahun ini baru akan kelihatan efek multiplier-nya,” tambah David.
Dari perhitungan David, rangkaian pemilu pada tahun 2024 akan meningkatkan jumlah uang beredar maksimal 15%.
"Ada tambahan sekitar 15%, dari uang beredar pada tahun 2022 yang sekitar Rp 8.525,5 triliun," tuturnya.
Baca Juga: Kerek Kinerja Tahun Ini, Simak Strategi Campina Ice Cream (CAMP)
Mengingat, pesta demokrasi pada tahun ini dilakukan serentak. Bahkan, ia membuka kemungkinan adanya pemilihan presiden dua putaran, mengingat ada tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Peningkatan jumlah uang beredar ini tak hanya didorong dari peningkatan konsumsi dari lembaga non profit dan konsumsi rumah tangga. Namun, juga belanja pemerintah pusat.
Baca Juga: Industri Ritel Dalam Negeri Tertekan Impor yang Kian Menjamur
Selain itu, peningkatan uang beredar pada periode pemilu tahun ini juga akan dipengaruhi oleh peningkatan inflasi. "Memperhitungkan faktor inflasi. Dengan inflasi, maka kebutuhan meningkat sehingga uang yang dibelanjakan pun makin meningkat," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News