kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Pemilu dan Belanja Pemerintah Belum Sokong Pertumbuhan Uang Beredar di Akhir 2023


Senin, 22 Januari 2024 / 19:11 WIB
Pemilu dan Belanja Pemerintah Belum Sokong Pertumbuhan Uang Beredar di Akhir 2023
ILUSTRASI. Karyawan meletakkan uang pecahan Rp50.000 di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Pemilu dan Belanja Pemerintah Belum Dorong Pertumbuhan Uang Beredar Akhir Tahun 2023.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada bulan Desember 2023. 

Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi M2 pada akhir tahun lalu sebesar Rp 8.824,7 triliun. 

Kendati demikian, angka tersebut hanya meningkat 2,9% mom dari bulan November 2022 dan naik 3,5% yoy bila dibandingkan dengan akhir tahun 2022. 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, peningkatan uang beredar yang di bawah 5% tersebut menunjukkan efek jelang pemilihan umum (pemilu) dan belanja pemerintah yang tak besar. 

Baca Juga: Likuiditas Perekonomian Pada Akhir 2023 Meningkat, Ini Pendorongnya

“Kelihatannya belum begitu kuat efek pemilu dan belanja pemerintah. belum signifikan,” kata David kepada Kontan.co.id, Senin (22/1). 

Meski demikian, David optimistis kalau pada awal tahun 2024, pertumbuhan uang beredar akan meningkat. “Awal tahun ini baru akan kelihatan efek multiplier-nya,” tambah David. 

Dari perhitungan David, rangkaian pemilu pada tahun 2024 akan meningkatkan jumlah uang beredar maksimal 15%. 

"Ada tambahan sekitar 15%, dari uang beredar pada tahun 2022 yang sekitar Rp 8.525,5 triliun," tuturnya. 

Baca Juga: Kerek Kinerja Tahun Ini, Simak Strategi Campina Ice Cream (CAMP)

Mengingat, pesta demokrasi pada tahun ini dilakukan serentak. Bahkan, ia membuka kemungkinan adanya pemilihan presiden dua putaran, mengingat ada tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden. 

Peningkatan jumlah uang beredar ini tak hanya didorong dari peningkatan konsumsi dari lembaga non profit dan konsumsi rumah tangga. Namun, juga belanja pemerintah pusat. 

Baca Juga: Industri Ritel Dalam Negeri Tertekan Impor yang Kian Menjamur

Selain itu, peningkatan uang beredar pada periode pemilu tahun ini juga akan dipengaruhi oleh peningkatan inflasi.  "Memperhitungkan faktor inflasi. Dengan inflasi, maka kebutuhan meningkat sehingga uang yang dibelanjakan pun makin meningkat," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×