Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meski pertumbuhan ekonomi terancam melambat, pemerintah tetap optimistis pertumbuhan investasi di kuartal II 2014 masih akan lebih tinggi dari kuartal I.
Staf khusus kepresidenan bidang ekonomi dan pembangunan Firmanzah mengatakan, perkembangan ekonomi nasional dari awal tahun hingga kini masih dalam kondisi yang baik.
Firmanzah beralasan, investasi yang masuk sejauh ini ke Indonesia sudah cukup tinggi. Sebagai gambaran, menurut data di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada kuartal I realisasi investasi yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 106,6 triliun. “Pada kuartal II biasanya akan meningkat jika dibandingkan kuartal I,” kata Firmanzah, Selasa (17/6) di Jakarta.
Adapun pada kuartal pertama itu, pertumbuhan realisasi Investasi mencapai 14,6% dari kuartal sebelumnya. Mantan dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) ini bilang target investasi tahun 2014 sebesar Rp 456,6 triliun. Ia optimistis Realisasi penyerapan investasi itu bisa lebih cepat dari perkiraan.
Menurutnya, Investasi itu akan masuk baik di sektor riil maupun di sektor pasar modal, pasar uang dan surat berharga. Pasalnya, sejak bulan Januari-Mei 2014 menurut data bank Indonesia jumlah aliran dana asing yang masuk ke pasar di Indonesia sudah mencapai 130 triliun, yang tersebar di berbagai instrumen keuangan.
Jika realisasi investasi di instrumen keuangan saja sudah mencapai 130 triliun, artinya tumbuh sebesar Rp 29,4 triliun atau tumbuh 27,5%. Apalagi jika ditambah pertumbuhan investasi di sektor riil, maka potensi pertumbuhannya bisa lebih tinggi.
Sementara itu, pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Andin Hadiyanto mengatakan dengan realisasi investasi yang lebih baik maka pertumbuhan ekonomi juga bisa lebih baik dari kuartal I 2014. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pada Anggaran pendapatan dan Belanja Negara perubahan (APBN-P) 2014 sebesar 5,5% bisa tercapai.
Menurut ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih, salah satu faktor yang mendorong meningkatnya investasi terutama Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi langsung adalah pelaksanaan pemilihan umum yang berjalan lancar.
Jika pemilihan umum berjalan lancar pasar akan semakin nyaman menyimpan dananya di pasar Indonesia. Apalagi, kondisi ekonomi global masih belum terlalu pulih, sehingga mereka masih mempercayakan menginvestasikan dananya di dalam negeri.
Adapun untuk sektor riil Lana melihat beberapa sektor yang masih menarik untuk investasi asing adalah sektor yang berbasis konsumsi masyarakat, seperti minuman, makanan termasuk francise di sektor tersebut. Ia juga Investasi di kuartal II lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News