kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah upayakan mencegah bencana dan penularan Covid-19 saat La Nina


Selasa, 13 Oktober 2020 / 13:15 WIB
Pemerintah upayakan mencegah bencana dan penularan Covid-19 saat La Nina
ILUSTRASI. Fenomena La Nina memicu meningkatnya curah hujan di Indonesia hingga 40%.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena La Nina memicu meningkatnya curah hujan di Indonesia hingga 40%. Hal itu membuat potensi terjadi bencana hidrometeorologi di Indonesia.

Oleh karena itu pemerintah meminta masyarakat untuk mengikuti imbauan peringatan mengenai potensi bencana. "Masyarakat juga ikut membantu jangan sampai tidak menuruti warning yang sudah begitu disebarluaskan oleh BMKG," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan usai rapat terbatas, Selasa (13/10).

Bencana yang terjadi dinilai bisa berdampak lebih besar. Hal itu mengingat saat ini Indonesia masih menghadapi pandemi virus corona (Covid-19).

Kondisi bencana akan membuat masyarakat harus mengungsi. Dalam pengungsian tersebut bisa terjadi kemungkinan penularan Covid-19.

Baca Juga: Mengenal fenomena La Nina yang dikhawatirkan Jokowi

"Itu juga berpengaruh pada tadi Covid-19. Nah ini karena ada pengungsian dan sebagainya," terang Luhut.

Mengantisipasi hal tersebut, Menteri Sosial Juliari Batubara akan menyesuaikan jumlah pengungsi agar tak menumpuk. Tenda pengungsi akan dibatasi kapasitasnya.

Pencegahan juga termasuk dengan menyiapkan masker dan alat mencuci tangan. Sehingga adanya kluster pengungsi dapat dihindari. "Kami juga kerja sama dengan Kementerian Kesehatan apakah mungkin di lokasi pengungsian dilakukan testing," jelas Julaiari.

Saat ini masalah pengetesan pengungsi masih dibahas bersama Kementerian Kesehatan. Apakah nantinya tes menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) atau hanya rapid test.

Baca Juga: Jokowi minta perhatikan dampak ancaman La Nina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×