kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah targetkan tambah 2 juta UMKM masuk ekonomi digital di 2020


Minggu, 28 Juni 2020 / 18:18 WIB
Pemerintah targetkan tambah 2 juta UMKM masuk ekonomi digital di 2020
ILUSTRASI. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memprioritaskan transformasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dari yang selama ini mengandalkan offline menjadi online atau ekonomi digital.

Pandemi virus corona (Covid-19) semakin mengharuskan UMKM untuk masuk dalam ekonomi digital. Diketahui, saat ini baru 8 juta UMKM, atau 13% saja dari total UMKM, yang sudah terkoneksi secara digital.

"Kami menargetkan hingga akhir tahun ini ada tambahan 2 juta UMKM yang bisa terhubung ke ekonomi digital, sehingga total akan ada10 juta UMKM," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id pada Minggu (28/6).

Sayangnya, kata Teten, tidak serta merta UMKM yang sudah masuk digital itu bisa bertahan. Berbagai survei menunjukkan, tingkat keberhasilan UMKM yang masuk ekonomi digital berkisar hanya 4%-10%.

Baca Juga: Pemerintah berupaya menjaga stabilitas UMKM dalam menghadapi pandemi Covid-19

"Masalahnya apa? Ada beberapa, misalnya, di pasar online UMKM sudah harus berhadapan dengan brand besar, sementara kemampuan manajemen masih rendah, kapasitas dan volume produksi juga relatif kecil. Kasus bakpia pathok bisa jadi pelajaran, di mana pelaku UMKM sangat banyak, dengan volume produksi yang terbatas. Di sini perlu adanya konsolidasi brand, juga perlu ada rumah produksi bersama, sehingga bisa menjadi efisien," jelas Teten.

Pelibatan kaum milenial yang sudah akrab dengan teknologi informasi (TI) akan sangat membantu para UMKM, khususnya dalam masalah pemasaran di pasar digital. Kaum milenial juga bisa mendampingi UMKM dalam teknologi pengemasan dan kualitas produk.

Berbeda dengan krisis 1998 di mana UMKM mampu bertahan, saat ini akibat pandemi Covid-19, sekitar 50% UMKM diperkirakan gulung tikar. Meski demikian pemerintah berupaya optimal untuk menyelamatkan UMKM dengan berbagai stimulus, setidaknya agar bisa menekan bertambahnya angka pengangguran dan tingkat kemiskinan.

Teten menuturkan, terdapat setidaknya 40 survei memperkirakan separuh UMKM tidak akan mampu survive.

"Pemerintah berusaha membangkitkan UMKM dengan berbagai cara karena di sana ada 60 juta pengusaha UMKM, belum lagi jumlah tenaga kerjanya," kata Teten

Langkah-langkah yang dilakukan untuk membangkitkan UMKM itu antara lain mendorong UMKM menerima bansos, memberikan insentif pajak, relaksasi dan restrukturisasi pinjaman, di mana ada 60,6 juta UMKM yang sudah terhubung dengan lembaga pembiayaan formal.

Selanjutnya, memberikan pinjaman baru, termasuk pada koperasi, mendorong Kementerian dan Lembaga serta pemda menyerap produk UMKM, serta kampanye membeli produk lokal.

Semua kebijakan ditujukan agar daya beli masyarakat bisa tumbuh, sekaligus menggerakkan perekonomian.

Baca Juga: Selain restrukturisasi, Kemenkop dan UKM upayakan UMKM dapat bansos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×